Konflik PBNU dan PKB: Membedah Dinamika Terkini

Asa Ardiana

Konflik PBNU dan PKB
Konflik PBNU dan PKB (IMG: Times Indonesia)

Topreneur – Konflik antara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mencuri perhatian publik dengan intensitasnya yang semakin meningkat. Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid, secara terbuka menuduh dua tokoh utama PBNU, Gus Yahya dan Gus Ipul, menggembosi partainya. Artikel ini akan mendalami pernyataan-pernyataan kontroversial tersebut serta menggali lebih dalam implikasi dan respons dari kedua belah pihak.

Tuduhan Jazilul Fawaid terhadap Gus Yahya dan Gus Ipul

Jazilul Fawaid dengan tegas menyebut Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dan Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) kerap mengganggu PKB. Menurutnya, meskipun PKB sudah menghormati hak PBNU untuk menjaga jarak dari partai politik, kedua tokoh ini justru sering melakukan tindakan yang dianggap menggembosi partai.

“Saya rasa Gus Yahya, Gus Ipul, itu sering menggembosi PKB,” ujar Jazilul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

PBNU dan Peranannya sebagai Ormas Keagamaan

Dalam pandangan Jazilul, PBNU sebaiknya fokus mengurusi umat, masjid, dan madrasah, ketimbang mengintervensi urusan partai politik seperti PKB. PKB, menurutnya, saat ini berada dalam kondisi yang solid dan akan menolak setiap upaya intervensi atau pelanggaran konstitusi yang dapat mengancam kedaulatan partai.

“PKB hari ini sedang solid-solidnya. Seluruh jajaran akan menolak siapa pun yang mencoba mengintervensi,” tegas Jazilul.

Konflik dan Sejarah Hubungan PKB-PBNU

Tudingan bahwa elite PKB ahistoris dengan PBNU juga ditampik oleh Jazilul. Menurutnya, PKB berjuang untuk aspirasi dan ajaran ahlussunnah wal jamaah dalam bidang politik sebagai bentuk penghormatan kepada PBNU. Sebaliknya, Jazilul menyayangkan bahwa keberhasilan PKB sering tidak diakui oleh PBNU.

“Ketika PKB di 2024 terbukti memiliki prestasi yang luar biasa malah tidak diakui,” katanya.

Respons PBNU terhadap Pernyataan PKB

Sekjen PBNU, Gus Saifullah Yusuf alias Gus Ipul, menyatakan bahwa PBNU sedang mendiskusikan pembentukan panitia khusus (pansus) untuk mengembalikan PKB ke NU. Langkah ini diambil setelah melihat pernyataan-pernyataan elite PKB yang dianggap ahistoris dan berpotensi menjauhkan PKB dari akar sejarahnya.

“Langkah ini setelah melihat pernyataan elite PKB yang ahistoris,” ujar Gus Ipul.

Ketua Umum PBNU, Gus Yahya, juga menambahkan bahwa terdapat artikulasi yang sangat frontal dan tajam terhadap PBNU dari pihak PKB, yang semakin memperuncing konflik antara kedua lembaga ini.

Konflik ini menunjukkan kompleksitas hubungan antara organisasi keagamaan dan partai politik di Indonesia. Di satu sisi, PKB merasa PBNU seharusnya tidak campur tangan dalam urusan politik, sementara di sisi lain, PBNU merasa bertanggung jawab untuk menjaga kesetiaan partai terhadap nilai-nilai yang diusung sejak pendiriannya.

Dinamika konflik antara PBNU dan PKB mencerminkan tantangan yang dihadapi dalam menjaga keseimbangan antara organisasi keagamaan dan partai politik di Indonesia. Kedua belah pihak harus berusaha untuk menemukan titik tengah yang dapat mengakomodasi kepentingan bersama tanpa mengorbankan prinsip-prinsip dasar masing-masing. Konflik ini juga menjadi pelajaran bagi partai politik dan organisasi keagamaan lainnya tentang pentingnya dialog konstruktif dan penghormatan terhadap peran masing-masing.

Also Read

Tags

Topreneur