Pemanfaatan Bonggol Pisang sebagai Camilan Inovatif Desa Suwaru Malang

Dian Hadi Saputra

Pemanfaatan Bonggol Pisang sebagai Camilan
Pemanfaatan Bonggol Pisang sebagai Camilan (img: Detik Jatim)

Topreneur – Bonggol pisang, atau dikenal sebagai gedebok, merupakan bagian dari tanaman pisang yang kerap diabaikan dan dianggap tidak berguna oleh banyak masyarakat. Padahal, dengan pengolahan yang tepat, bonggol pisang bisa menjadi sumber pendapatan yang potensial. Hal ini dibuktikan oleh Ika Wulandari, seorang ibu rumah tangga dari Desa Suwaru, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, yang berhasil mengubah bonggol pisang menjadi camilan renyah dan gurih.

Proses Pengolahan Bonggol Pisang: Dari Bahan Mentah hingga Camilan Siap Saji

1. Pemilihan Bahan Baku

Pemilihan bahan baku yang tepat merupakan langkah pertama yang krusial dalam menghasilkan camilan bonggol pisang berkualitas. Ika mengungkapkan bahwa tidak semua jenis pisang bisa diolah menjadi camilan yang aman dan lezat. Jenis pisang yang dapat digunakan adalah pisang kepok dan klutuk. Pemilihan jenis pisang ini didasarkan pada sifat fisik dan kandungan yang dimiliki oleh masing-masing jenis pisang, yang mempengaruhi tekstur dan rasa hasil akhir.

2. Persiapan Bonggol Pisang

Setelah memilih jenis pisang yang tepat, proses selanjutnya adalah persiapan bonggol pisang. Bonggol pisang diiris tipis-tipis untuk memudahkan proses pengolahan selanjutnya. Irisan tipis ini kemudian direndam dalam air garam dan bubuk bawang putih, sebuah teknik marinas yang bertujuan untuk meningkatkan rasa dan menghilangkan getah yang dapat menyebabkan rasa pahit.

3. Teknik Penggorengan yang Tepat

Penggorengan adalah tahapan penting yang mempengaruhi tekstur dan rasa akhir dari camilan. Ika menyarankan untuk menggunakan api sedang agar bonggol pisang tidak cepat gosong. Proses penggorengan memerlukan waktu sekitar 10 menit untuk setiap batch kecil, sementara untuk batch yang lebih besar diperlukan api yang lebih besar namun tetap dikontrol agar tidak mengubah tekstur menjadi keras atau melempem.

4. Proses Penyelesaian dan Pengemasan

Setelah proses penggorengan selesai, camilan bonggol pisang perlu melalui proses penirisan minyak menggunakan alat spinner. Penirisan ini bertujuan untuk memastikan camilan lebih awet dan tidak cepat basi. Setelah minyak terserap dengan baik, camilan kemudian siap untuk dikemas. Pengemasan yang baik tidak hanya memastikan daya tahan produk, tetapi juga meningkatkan nilai estetika yang dapat menarik minat konsumen.

Potensi Ekonomi dan Pemasaran Camilan Bonggol Pisang

Camilan bonggol pisang yang dihasilkan oleh Ika dijual dengan harga yang cukup terjangkau, yaitu Rp 10 ribu per 100 gram. Harga ini tidak hanya mencerminkan kualitas produk, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi produk yang sebelumnya dianggap limbah. Selain itu, inovasi ini menunjukkan bahwa potensi ekonomi dari pengolahan bahan baku yang biasanya terbuang bisa menjadi peluang usaha yang menguntungkan, terutama di daerah pedesaan.

Pemanfaatan bonggol pisang sebagai camilan inovatif tidak hanya memberikan solusi dalam mengurangi limbah, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru di masyarakat pedesaan. Dengan teknik pengolahan yang tepat dan strategi pemasaran yang efektif, produk camilan ini berpotensi untuk berkembang dan bersaing di pasar yang lebih luas.

Also Read

Topreneur