Pengunduran diri Airlangga Hartarto dari kursi Ketua Umum Partai Golkar masih menjadi bahan perbincangan hangat. Banyak yang menduga pengunduran diri ini terkait dengan intervensi kekuasaan dan dugaan keterlibatan Airlangga dalam kasus korupsi.
Salah satu tokoh yang menyoroti hal ini adalah Tifatul Sembiring, petinggi PKS dan anggota DPR RI. Ia mengaku heran dengan mudahnya seorang ketua umum partai besar “diruntuhkan” dari singgasananya.
“Saya masih ter-mangu2, kok begitu mudahnya seorang Ketum partai besar “diruntuhkan” dari singgasananya ”Kata Ali bin Abi Thalib, “Siapa yg bersandar kepada kekuasaan, dia akan hancur”. tulis Tifatul Sembiring melalui akun Twitternya, @tifsembiring, pada Kamis (15/8/2024).
Namun, cuitan Tifatul ini langsung dibalas oleh mantan sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu. Said Didu justru mempertanyakan sikap PKS yang dikabarkan akan mendukung dinasti Jokowi.
“Saya lebih termangu-mangu saat menyaksikan Partai Bapak menjadi pendukung dinasti Jokowi,” tulis Said Didu pada kolom komentar cuitan Tifatul Sembiring.
Pernyataan Said Didu ini merujuk pada kabar yang beredar bahwa PKS akan bergabung dengan koalisi yang mendukung anak Jokowi di Pilpres mendatang. Hal ini tentu saja memicu pertanyaan, apakah PKS benar-benar akan mendukung dinasti Jokowi, mengingat sebelumnya PKS selalu mengkritik keras pemerintahan Jokowi.
Pengunduran diri Airlangga yang terkesan dipaksakan memang memunculkan banyak spekulasi. Koran Tempo memberitakan pada Senin (12 Agustus 2024) bahwa Airlangga diduga terpaksa mundur karena terseret dalam kasus dugaan korupsi izin ekspor minyak sawit mentah CPO dan turunannya yang mengguncang Kementerian Perdagangan periode 2021-2022.
Kejadian ini semakin memperkeruh suasana politik menjelang Pilpres 2024. Publik pun dibuat bertanya-tanya, apakah PKS benar-benar akan mendukung dinasti Jokowi dan apa dampaknya bagi peta politik nasional.
