Siapa yang menyangka, sang raja MotoGP, Ducati, ternyata pernah menjejakkan kakinya di dunia balap mobil Formula 1? Ya, jauh sebelum mendominasi lintasan balap motor, Ducati pernah merancang mesin untuk mobil balap paling bergengsi di dunia.
Kisah ini bermula dari masa pasca Perang Dunia Kedua. Ducati, yang kala itu lebih dikenal sebagai produsen radio dan komponen elektronik, terpuruk akibat bom yang menghancurkan pabrik mereka pada tahun 1944. Mereka hanya memiliki mesin Cucuiolo, hasil rancangan Aldo Farinelli, sebagai modal untuk bangkit.
Demi bertahan hidup, Ducati mencoba berbagai cara, termasuk merambah dunia otomotif. Pada tahun 1946, mereka memperkenalkan mobil prototipe bernama DU4. Sayangnya, mobil ini gagal meraih sukses dan membuat Ducati mundur dari bisnis otomotif selama 14 tahun.
Namun, takdir membawa Ducati kembali ke dunia balap. Pada tahun 1960, tragedi kematian tiga pembalap terkemuka di Formula 1 membuat penyelenggara memutuskan untuk mengurangi ukuran mesin dari 2500cc menjadi 1500cc. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kecepatan mobil dan meningkatkan keselamatan.
Di tengah perubahan peraturan ini, Ducati melihat peluang. Mereka kembali merancang mesin untuk mobil Formula 1, menorehkan sejarah baru dalam perjalanan panjang mereka. Meskipun tidak bertahan lama di dunia balap mobil, pengalaman ini menjadi bukti bahwa Ducati tidak hanya ahli dalam membangun motor, tetapi juga memiliki kemampuan untuk merancang mesin bertenaga tinggi.
Kisah Ducati ini membuktikan bahwa perjalanan sebuah perusahaan tidak selalu linear. Terkadang, kegagalan dan perubahan arah justru menjadi batu loncatan menuju kesuksesan. Dan bagi Ducati, perjalanan mereka dari peluru meriam hingga motor balap MotoGP adalah bukti nyata dari semangat pantang menyerah dan kemampuan beradaptasi yang luar biasa.
