Indonesia Siap Gelar Pameran Baterai 2025, Apa Dampaknya Bagi Industri Otomotif?

Asa Ardiana

Indonesia Siap Gelar Pameran Baterai 2025, Apa Dampaknya Bagi Industri Otomotif?

Topreneur – Pamerindo Indonesia, dalam gelaran Indonesia Energy & Engineering (IEE) Series 2024 – Energy Week, baru saja mengumumkan rencana besar untuk industri otomotif Indonesia: The Battery Show Indonesia 2025. Pameran ini akan menjadi wadah bagi inovasi baterai dan teknologi penyimpanan daya, seiring dengan meningkatnya permintaan di berbagai sektor, terutama kendaraan listrik.

Baterai memang menjadi jantung dari kendaraan listrik (EV). Perkembangan teknologinya akan menentukan seberapa cepat Indonesia bisa beralih dari bahan bakar fosil. "Di sini pentingnya peran energy storage, dimana penyimpanan daya listrik tersebut akan membantu dalam transisi kendaraan dari BBM ke listrik, karena diharapkan bisa menyimpan energi yang se-hijau mungkin untuk secara paralel bisa membuat EV dapat mengkonsumsi listrik dari energi non-fosil secara bertahap," ujar Harris, Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian, Kementerian ESDM.

Indonesia Siap Gelar Pameran Baterai 2025, Apa Dampaknya Bagi Industri Otomotif?

Indonesia memiliki potensi besar dalam industri baterai. Negara ini memiliki sumber daya mineral melimpah seperti nikel, mangan, dan kobalt, yang merupakan bahan baku penting dalam produksi baterai. "Kami harap Indonesia menjadi penyedia bahan mentah baterai, seperti katoda, nomor satu di dunia, terutama demi kemajuan industri kendaraan listrik," tegas Profesor Evvy Kartini, Pendiri Pusat Riset Baterai Nasional (NBRI).

The Battery Show Indonesia 2025 diharapkan menjadi wadah bagi produsen baterai, penyedia teknologi penyimpanan daya, serta industri terkait untuk memamerkan inovasi terbaru mereka. Dengan hadirnya pameran ini, ekosistem kendaraan listrik di Indonesia diharapkan akan semakin berkembang pesat.

Pamerindo Indonesia juga menunjukkan komitmennya dalam mendukung ekosistem kendaraan listrik melalui berbagai kolaborasi. Penyediaan shuttle bus listrik gratis, stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU), dan kerjasama dengan industri pengecoran logam menunjukkan upaya holistik dalam mendorong adopsi kendaraan listrik. "Saat ini 90% produksi Aplindo sangat terkait dengan industri otomotif karena adanya regulasi kewajiban minimal 25% Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada berbagai produk industri Indonesia," ucap Iwan Lukito, Wakil Ketua Umum Asosiasi Industri Pengecoran Logam Indonesia (APLINDO).

Dengan adanya The Battery Show Indonesia 2025, Indonesia semakin dekat dengan target Net Zero Emission dan masa depan yang lebih hijau. Pameran ini akan menjadi tonggak penting dalam mempercepat adopsi kendaraan listrik dan pengembangan teknologi baterai di tanah air.

The Battery Show Indonesia 2025 diharapkan bukan sekadar pameran, tetapi juga momentum penting bagi industri otomotif Indonesia. Dengan fokus pada inovasi baterai dan teknologi penyimpanan daya, pameran ini akan mendorong pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik dan membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.

Also Read

Tags

Topreneur