Mewarnai rambut, entah untuk menutupi uban atau sekadar meningkatkan rasa percaya diri, kini menjadi hal yang umum. Namun, di balik keindahan warna rambut baru, tersimpan potensi bahaya berupa reaksi alergi. Banyak bahan kimia dalam cat rambut dapat memicu iritasi dan alergi kulit, bahkan hingga kondisi yang mengancam jiwa. Artikel ini akan membahas apa itu alergi cat rambut, gejalanya, penyebabnya, serta bagaimana cara mengatasinya dan mencegahnya.
Reaksi alergi terhadap pewarna rambut bisa terjadi secara tiba-tiba, bahkan pada produk yang sudah sering digunakan. Gejala alergi dapat muncul dalam beberapa hari setelah pemakaian.
Apa itu Alergi Cat Rambut?
Alergi cat rambut adalah reaksi sistem imun terhadap beberapa zat kimia dalam produk pewarna rambut. Reaksi ini dapat bervariasi, dari ringan hingga parah.
Penyebab utama alergi cat rambut adalah paraphenylenediamine (PPD), sebuah zat kimia yang umum digunakan untuk menggelapkan warna rambut dan menutupi uban. PPD juga ditemukan dalam produk lain seperti tinta tato temporer dan tinta printer.
Perlu diingat, alergi terhadap PPD bisa berkembang setelah beberapa kali pemaparan. Paparan awal mungkin tidak menimbulkan reaksi, namun dapat membuat sistem imun menjadi sensitif terhadap PPD di kemudian hari.
Tanda dan Gejala Alergi Cat Rambut
Gejala alergi cat rambut biasanya muncul 2-7 hari setelah pemakaian dan paling sering tampak di kulit kepala, leher, dan wajah. Gejalanya beragam, dari yang ringan hingga parah.
Gejala ringan meliputi kulit kemerahan, gatal, dan sedikit bengkak. Namun, reaksi yang lebih serius dapat mencakup bengkak di kelopak mata, bibir, dan tangan, serta munculnya lecet, luka, dan sensasi terbakar.
Ruam merah juga bisa muncul di berbagai bagian tubuh. Pada kasus yang sangat jarang, tetapi serius, alergi cat rambut dapat menyebabkan syok anafilaksis.
- Kulit kemerahan dan gatal merupakan tanda awal yang umum.
- Bengkak, terutama di area wajah (kelopak mata, bibir) dan tangan.
- Lecet, luka, dan sensasi terbakar pada kulit kepala atau area yang terkena.
- Ruam merah yang menyebar di berbagai bagian tubuh.
Syok anafilaksis ditandai dengan gejala seperti kesulitan menelan, sesak napas, mual dan muntah, serta pingsan. Segera cari pertolongan medis jika mengalami gejala-gejala ini.
Penyebab, Pencegahan, dan Cara Mengatasi Alergi Cat Rambut
Seperti yang telah disebutkan, PPD adalah penyebab utama alergi cat rambut. Zat ini bekerja dengan memicu reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh.
Untuk mencegah alergi, pilihlah pewarna rambut semi permanen yang mengandung lebih sedikit zat kimia. Anda juga bisa mempertimbangkan alternatif PPD seperti para-toluenediamine.
Lakukan tes alergi kulit sebelum menggunakan cat rambut baru. Oleskan sedikit cat rambut di area kulit yang kecil dan tunggu 24-48 jam untuk melihat reaksi.
- Gunakan sarung tangan dan pelindung lengan saat mewarnai rambut untuk meminimalisir kontak langsung dengan kulit.
- Oleskan petroleum jelly di sekitar garis rambut untuk menciptakan lapisan pelindung.
- Jangan menyimpan cat rambut lebih lama dari yang disarankan pada kemasan.
- Cuci rambut dan kulit kepala dengan sampo yang lembut dan air hangat setelah mewarnai.
Jika alergi sudah terjadi, segera hentikan penggunaan cat rambut. Cuci rambut dengan sampo lembut dan air hangat. Kompres dingin dapat membantu meredakan gatal dan bengkak.
Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Dokter mungkin meresepkan krim kortikosteroid untuk mengurangi peradangan atau antihistamin untuk meredakan gatal.
Selain PPD, beberapa zat kimia lain dalam cat rambut juga dapat memicu alergi, termasuk benzokain, prokain, asam para-amino salisilat, sulfonamida, dan hydrochlorothiazide. Reaksi alergi dapat bervariasi dari satu orang ke orang lain.
Kesimpulannya, alergi cat rambut merupakan reaksi serius yang perlu diwaspadai. Dengan memahami penyebab, gejala, pencegahan, dan penanganan yang tepat, Anda dapat meminimalisir risiko dan menjaga kesehatan kulit kepala Anda.
