Posisi Berhenti di Belakang Truk: Amankah Memiringkan Mobil?
Berhenti di belakang truk, baik di lampu merah atau antrean panjang, menyimpan risiko tinggi kecelakaan tabrak belakang. Dampaknya bisa sangat berbahaya bagi pengemudi mobil.
Bahaya Berhenti di Belakang Truk
Kecelakaan tabrak belakang saat berhenti di belakang truk sering terjadi. Hal ini disebabkan oleh jarak pandang yang terbatas dan kemungkinan reaksi yang lambat jika truk tiba-tiba mengerem.
Mengantisipasi potensi bahaya, beberapa pihak menyarankan untuk memiringkan mobil sedikit saat berhenti di belakang truk. Namun, apakah cara ini efektif dan aman?
Pakar Mengemukakan Pandangannya
Marcell Kurniawan, Training Director The Real Driving Center (RDC), menyatakan bahwa memiringkan mobil saat berhenti di belakang truk mungkin berhasil dalam beberapa situasi, tetapi bukan praktik yang ideal.
Ia lebih menganjurkan untuk menghindari posisi tersebut sama sekali. Lebih aman untuk memilih jalur alternatif di lampu merah atau pintu tol.
Di lampu merah, pilih lajur kanan. Sementara di pintu tol, gunakan gate kendaraan ringan. Ini akan meminimalisir risiko kecelakaan.
Antisipasi kecelakaan tabrak belakang sangat terbatas jika berada di dekat truk. Oleh karena itu, menjaga jarak aman merupakan langkah paling efektif.
Dengan jarak aman, pengemudi memiliki waktu reaksi dan jarak pengereman yang cukup. Risiko kecelakaan bisa diminimalisir, bahkan jika kendaraan di belakang tidak menjaga jarak aman.
Menjaga jarak aman juga melindungi dari potensi ditabrak dari belakang. Pengereman yang halus akan memberikan waktu bagi kendaraan di belakang untuk bereaksi.
Kesimpulannya, meskipun ada yang menyarankan memiringkan mobil, menjaga jarak aman dan menghindari posisi di belakang truk adalah langkah paling bijak dan aman. Prioritaskan keselamatan dengan memilih jalur alternatif jika memungkinkan. Hal ini jauh lebih efektif daripada mengandalkan cara-cara yang belum tentu berhasil.