Amerika Latin Tutup Pintu Untuk China, Kenapa?

Asa Ardiana

Topreneur – Perusahaan-perusahaan China yang haus akan bahan mentah baterai untuk kendaraan listrik (EV) dihadapkan pada rintangan di Amerika Latin. Negara-negara kaya litium seperti Chili, Bolivia, Meksiko, dan Peru mulai memperketat akses bagi perusahaan China.

Para analis menyebutkan berbagai faktor yang menjadi penyebabnya, mulai dari kekhawatiran lingkungan, proteksionisme, hingga politik. Beberapa kasus bahkan berujung pada sengketa hukum dan negosiasi yang alot.

Amerika Latin Tutup Pintu Untuk China, Kenapa?

Meskipun negara-negara Amerika Latin juga memberikan pengawasan ekstra terhadap investor non-Tiongkok, akses China terhadap litium dianggap vital. China merupakan produsen kendaraan listrik terbesar di dunia dengan nilai ekspor mencapai US$34,1 miliar tahun lalu.

"China saat ini adalah pabrik peleburan litium terbesar di dunia, dan permintaan bijih litium meningkat dari hari ke hari," ungkap Aggie Hu, editor senior di layanan analisis data komoditas China, Mysteel Global. "Pada saat yang sama, negara-negara lain pada dasarnya mempelajari kebutuhan pengembangan industri di negara mereka sendiri dan secara bertahap lebih memperhatikan sumber daya litium."

Salah satu contohnya adalah negosiasi antara pejabat Chili dan perusahaan kimia milik negara Sociedad Química y Minera de Chile (SQM) dengan raksasa kendaraan listrik China, BYD. Sejak tahun 2022, kedua pihak bernegosiasi mengenai diskon bahan kimia untuk proyek litium BYD di Chili.

Situasi ini menunjukkan bahwa persaingan global untuk menguasai sumber daya litium semakin ketat. Amerika Latin, yang memiliki cadangan litium yang besar, tampaknya mulai memainkan peran kunci dalam menentukan arah pengembangan industri kendaraan listrik di masa depan.

Also Read

Tags

Topreneur