Topreneur — Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengklaim bahwa partainya dan Anies Baswedan menjadi korban dari politik kekuasaan. Menurut Hasto, ada upaya sistematis untuk menyingkirkan PDIP dan Anies dari kontestasi Pilkada Serentak 2024.
Hasto mengungkapkan bahwa publik banyak yang menginginkan Anies berpasangan dengan PDIP, baik di Pilgub Jakarta maupun Pilgub Jawa Barat. Namun, upaya tersebut gagal terwujud.
"Pak Anies Baswedan memang mendapatkan dukungan karena sama-sama dengan PDI Perjuangan dipersepsikan sebagai korban dari krisis konstitusional ini," ungkap Hasto.
Hasto menyebut krisis konstitusional ini sebagai upaya untuk ‘melenyapkan’ PDIP dan Anies dari panggung politik. Ia menuding adanya skenario untuk menciptakan calon tunggal atau calon boneka di Pilkada.
"Krisis konstitusional ini kan terjadi akibat pengepungan kepada PDI Perjuangan, dan kemudian muncul di Jakarta berbagai upaya untuk mengkondisikan agar ada calon (cagub) tunggal, atau dengan cagub-cagub boneka. Dan ketika PDI Perjuangan, juga Pak Anies Baswedan dicoba untuk dihambat dengan berbagai cara, sehingga muncul dukungan-dukungan dari publik (agar Anies bersama dengan PDIP)," jelas Hasto.
Berkat Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 60, akhirnya PDIP bisa mengusung kandidat sendiri dan keluar dari kebuntuan politik.
