Indonesia memilih jalur diplomasi dan negosiasi untuk merespon pengenaan tarif baru sebesar 32% oleh Amerika Serikat (AS), bukan retaliasi. Hal ini diputuskan setelah rapat koordinasi sejumlah kementerian dan lembaga serta asosiasi pengusaha.
Indonesia Prioritaskan Negosiasi, Ikuti Langkah ASEAN
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan Indonesia akan mengikuti langkah mayoritas negara-negara ASEAN yang memprioritaskan negosiasi. Retaliasi bukan pilihan yang akan diambil Indonesia.
Langkah ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto. Pemerintah Indonesia juga intensif berkomunikasi dengan pemerintah AS, termasuk melalui US Trade Representative (USTR).
Mencari Solusi Bersama ASEAN
Airlangga telah berkomunikasi dengan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, untuk membahas langkah bersama negara-negara ASEAN. Pertemuan para menteri perdagangan ASEAN direncanakan pada 10 April mendatang untuk membahas kesepakatan bersama.
Indonesia akan mendorong beberapa kesepakatan bersama negara-negara ASEAN lainnya. Komunikasi juga dilakukan dengan PM Singapura dan Kamboja untuk menyelaraskan sikap bersama ASEAN.
Tarif AS Lebih Tinggi untuk Negara ASEAN Lainnya
Airlangga menilai tarif AS terhadap negara-negara ASEAN lainnya relatif lebih tinggi dibanding Indonesia. Untuk Indonesia, tarif 10% mulai berlaku 5 April, dan tambahan 32% mulai 9 April.
Defisit neraca perdagangan AS sebesar US$ 18 miliar menjadi salah satu alasan tingginya tarif yang dikenakan kepada Indonesia. Pemerintah berharap tawaran kemudahan impor dan potensi penurunan bea masuk dapat membuahkan hasil negosiasi yang positif.
Upaya Mencari Titik Temu dengan AS
Pemerintah Indonesia sedang menyiapkan proposal konkret untuk diajukan kepada USTR. Komunikasi intensif terus dilakukan dengan Presiden Prabowo Subianto dalam menyusun strategi negosiasi.
Harapan Terhadap Negosiasi Bilateral
Indonesia optimistis negosiasi dengan AS akan membuahkan hasil positif. Upaya mencari solusi bersama ASEAN juga diharapkan dapat memperkuat posisi tawar Indonesia.
Keberhasilan negosiasi ini akan berdampak signifikan pada perekonomian Indonesia. Terutama dalam menjaga stabilitas perdagangan dan investasi dengan AS.
Dengan mengutamakan jalur diplomasi dan kerja sama regional, Indonesia berharap dapat menyelesaikan permasalahan tarif ini secara konstruktif dan menguntungkan semua pihak. Komitmen pemerintah untuk terus bernegosiasi dan mencari solusi terbaik untuk kepentingan bangsa menjadi kunci keberhasilan upaya ini.