Atasi Asma Dengan Inhaler: Panduan Lengkap Manfaat, Penggunaan, dan Perawatannya

Redaksi

Bagi penderita asma, inhaler merupakan alat bantu penting sebagai pertolongan pertama saat serangan asma. Namun, penggunaan inhaler tidak bisa sembarangan. Penggunaan yang tepat akan meningkatkan efektivitas pengobatan.

Agar inhaler bekerja optimal, beberapa hal perlu diperhatikan. Pemahaman tentang jenis inhaler dan cara pakainya sangat krusial. Mari kita bahas lebih lanjut!

Apa itu Inhaler Asma?

Menurut Mayo Clinic, inhaler adalah alat penyemprot obat yang dirancang untuk meredakan gejala asma. Alat ini terdiri dari tabung kecil berisi obat yang terhubung dengan penyemprot dan corong. Corong ini mengarahkan obat langsung ke saluran pernapasan.

Dibandingkan nebulizer, inhaler lebih portabel karena ukurannya yang kecil dan ringan. Nebulizer berukuran lebih besar, kurang praktis untuk dibawa-bawa, dan membutuhkan sumber daya listrik.

Jenis-jenis Inhaler Asma

Inhaler asma diklasifikasikan berdasarkan bentuk alat dan jenis obatnya. Pemahaman perbedaan ini penting untuk memilih inhaler yang sesuai kebutuhan.

Jenis Inhaler Berdasarkan Bentuk Alat

Ada dua jenis inhaler berdasarkan bentuknya: inhaler dosis terukur (MDI) dan inhaler serbuk kering (DPI).

  • Inhaler Dosis Terukur (MDI): MDI menggunakan propelan kimia untuk menyemprotkan obat. Obat langsung masuk ke saluran napas, meredakan gejala asma dengan cepat. Penting untuk mencatat jumlah dosis yang telah digunakan.
  • Inhaler Serbuk Kering (DPI): Berbeda dengan MDI, DPI berisi serbuk kering. Penggunaan DPI umumnya lebih mudah. Pasien perlu menghirup serbuk dengan cepat dan kuat agar obat masuk ke paru-paru. Biasanya DPI dirancang untuk sekali pakai, mencegah penggunaan dosis berlebihan.
  • Jenis Inhaler Berdasarkan Jenis Obat

    Berdasarkan jenis obat, inhaler dibagi menjadi dua: reliever inhaler dan preventer inhaler.

  • Reliever Inhaler: Mengandung albuterol atau salbutamol, berfungsi meredakan gejala asma secara cepat (kurang dari 15 menit). Biasanya berwarna biru dan digunakan saat serangan asma terjadi.
  • Preventer Inhaler: Mengandung kortikosteroid, umumnya berwarna cokelat, merah, atau jingga. Digunakan untuk mencegah serangan asma dan mengontrol gejala jangka panjang. Digunakan secara rutin, mengurangi frekuensi serangan asma dan kunjungan rumah sakit.
  • Pemilihan inhaler perlu mempertimbangkan jenis obat yang dibutuhkan, cara kerja inhaler, dan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Konsultasi dokter sangat disarankan.

    Cara Memakai Inhaler Asma yang Benar

    Cara pemakaian yang benar sangat penting untuk efektivitas pengobatan. Berikut panduan penggunaan inhaler:

    Cara Pakai Inhaler Umum

  • Jika membutuhkan lebih dari satu semprotan, beri jeda 3-5 menit untuk bronkodilator kerja cepat, dan 1 menit untuk jenis lainnya. Hindari menarik dan membuang napas terlalu cepat di antara semprotan.
  • Duduk atau berdiri tegak saat menggunakan inhaler. Kocok inhaler sebelum digunakan. Tarik napas dalam-dalam saat menekan inhaler, lalu tahan napas minimal 10 detik.
  • Memanfaatkan Spacer

    Spacer membantu penggunaan inhaler, terutama pada lansia dan anak-anak. Spacer memudahkan obat masuk ke paru-paru. Beri tahu dokter atau apoteker jika membutuhkan spacer.

    Jaga kebersihan spacer dengan membilasnya menggunakan air hangat dan dikeringkan secara alami. Hindari mengelapnya dengan kain untuk mencegah serat kain tersisa dan mengurangi efektivitas obat.

    Cara Merawat Inhaler Asma

    Kebersihan inhaler, khususnya mouthpiece, sangat penting. Berikut cara merawatnya:

  • Lepaskan kaleng logam dari inhaler (jika MDI). Pastikan tidak ada penyumbatan. Bilas mouthpiece dan tutupnya dengan air hangat, lalu keringkan secara alami semalaman. Jangan gunakan kain.
  • Pasang kembali kaleng logam dan tutupnya di pagi hari. Jangan bilas bagian inhaler selain mouthpiece.
  • Efek Samping Inhaler Asma

    Efek samping bervariasi tergantung jenis dan kandungan obat inhaler. Tidak semua orang mengalaminya, dan beberapa efek samping baru muncul setelah penggunaan jangka panjang.

    Efek Samping Reliever Inhaler (Ventolin)

    Efek samping ringan:

  • Sakit kepala, pusing, nyeri otot, hidung meler/tersumbat, mulut dan tenggorokan kering, batuk, suara serak, sakit tenggorokan.
  • Efek samping serius (segera konsultasi dokter):

  • Nyeri dada, denyut jantung tidak beraturan, tremor, kecemasan, penurunan kadar kalium darah, tekanan darah tinggi, bronkospasme paradoks.
  • Efek Samping Preventer Inhaler (Kortikosteroid)

  • Sakit mulut dan tenggorokan, infeksi jamur mulut, batuk, pelemahan tulang (pada pengguna jangka panjang), katarak, tekanan darah tinggi di mata (glaukoma).
  • Kortikosteroid inhaler umumnya lebih aman daripada bentuk kortikosteroid lain (pil atau injeksi).

    Efek Samping Inhaler Lainnya (Jangka Panjang)

  • Disfonia (suara serak), oral thrush (infeksi jamur mulut), sakit tenggorokan, iritasi mulut dan lidah, bercak putih di mulut, osteoporosis.
  • Efek Samping Inhaler pada Gigi dan Mulut

    Studi di jurnal Lung India menunjukkan beberapa inhaler, termasuk kortikosteroid, dapat menyebabkan masalah kesehatan mulut. Efek samping meliputi xerostomia (mulut kering), karies gigi, kandidiasis, gingivitis, periodontitis, dan perubahan rasa.

    Penggunaan inhaler dapat menurunkan pH mulut, menyebabkan demineralisasi enamel gigi. Kortikosteroid inhaler juga mengganggu keseimbangan flora mulut, meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri dan jamur.

    Tips mencegah efek samping pada gigi dan mulut:

  • Gunakan dosis yang tepat. Cuci mulut setelah pakai inhaler (hindari menelan air). Cegah faktor pemicu asma agar serangan berkurang.
  • Kesimpulan

    Inhaler asma adalah alat penting untuk mengelola asma. Ada berbagai jenis inhaler dengan cara kerja dan efek samping yang berbeda. Penggunaan yang tepat dan perawatan yang baik sangat penting untuk mencegah komplikasi.

    Konsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan untuk menentukan jenis inhaler yang sesuai dan mendapatkan panduan penggunaan yang tepat sangat direkomendasikan.

    Also Read

    Tags