Bulutengger, Desa Pengrajin Spanduk Khas Pecel Lele Lamongan yang Mendunia

Asa Ardiana

Lamongan – Siapa yang tak kenal pecel lele Lamongan? Kuliner khas ini telah merambah berbagai penjuru Indonesia. Salah satu ciri khas warung pecel lele adalah spanduknya yang mencolok. Di Lamongan, terdapat sebuah desa yang menjadi pusat pembuatan spanduk-spanduk tersebut: Desa Bulutengger, Kecamatan Sekaran.

Desa ini telah dikenal luas sebagai sentra kerajinan letter atau spanduk tulis, khususnya untuk warung pecel lele. Kepala Desa Bulutengger, Sumadi, membenarkan bahwa mayoritas warganya berprofesi sebagai pengrajin letter spanduk tulis yang digunakan di warung-warung pecel lele Lamongan yang tersebar di berbagai daerah.

Bulutengger, Desa Pengrajin Spanduk Khas Pecel Lele Lamongan yang Mendunia

"Mayoritas masyarakat Desa Bulutengger adalah perajin letter atau spanduk tulis yang biasa digunakan di warung-warung pecel Lamongan, sari laut, atau warung Lamongan yang sering dijumpai di sepanjang jalan dari pedesaan hingga ke perkotaan besar," ujar Sumadi.

Salah satu perajin spanduk letter yang terkenal di desa ini adalah Teguh Wahono. Ia telah menekuni profesi ini sejak tahun 1987 dan mengaku bahwa hasil karyanya telah tersebar hampir ke seluruh Nusantara.

"Alhamdulillah saya sudah sejak 1987 menjalani profesi sebagai perajin letter ini," aku Teguh.

Dalam sebulan, Teguh mampu memproduksi 7 hingga 10 spanduk letter dengan waktu pengerjaan yang bervariasi tergantung tingkat kesulitan dan ukuran spanduk. Harga spanduk buatannya pun bervariasi, mulai dari Rp 140 ribu hingga Rp 150 ribu per meter tergantung ukuran sesuai keinginan pemesan.

"Kalau untuk yang full warna harganya Rp 180 ribu per meter," jelasnya.

Proses pembuatan spanduk tulis atau letter ini terbagi dalam beberapa tahap penting yang dilakukan secara berurutan. Dimulai dari pemilihan bahan kain yang tepat sebagai bahan dasar. Kemudian, proses mendesain huruf dan warna.

"Proses ini kami menentukan karakter huruf, komposisi warna, dan peletakan gambar," paparnya.

Selanjutnya adalah tahap painting atau pengecatan. Pada tahap ini, perajin mulai mewarnai spanduk sesuai dengan desain yang dipesan. Tahap terakhir sebelum dikirim ke pemesan adalah tahap penjahitan.

"Jadi di tahap ini kami melakukan pengecekan lagi dan menjahit spanduk sebelum dikirim ke pemesan," imbuhnya.

Camat Sekaran, Ahmad Kurniawan, mengaku bangga dengan potensi yang ada di Desa Bulutengger. Kerajinan spanduk letter ini, menurut Kurniawan, tidak hanya menghidupkan perekonomian lokal tetapi juga membawa kesejahteraan bagi masyarakat setempat.

"Berkat kerajinan spanduk letter ini, membuat geliat perekonomian di Desa Bulutengger hidup yang berimbas pada kesejahteraan bagi masyarakat setempat," pungkas Kurniawan.

Melalui kerajinan spanduk letter, Desa Bulutengger tidak hanya menjadi pemasok spanduk khas pecel lele Lamongan, tetapi juga menjadi bukti nyata bagaimana kreativitas dan kerja keras dapat membangun perekonomian desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Also Read

Tags

Tinggalkan komentar

Topreneur