China Majukan Taksi Otonom, 19 Kota Jalankan Uji Coba

Asa Ardiana

China Majukan Taksi Otonom, 19 Kota Jalankan Uji Coba

Topreneur – China terus berpacu dalam mengembangkan teknologi taksi otonom. Saat ini, 19 kota di negara tersebut tengah menjalankan uji coba robotaxi dan robobus. Lebih lanjut, tujuh kota telah memberikan izin uji coba tanpa pengawasan manusia untuk lima perusahaan terkemuka, yaitu Apollo Go, Pony.ai, WeRide, AutoX, dan SAIC Motor.

Apollo Go, salah satu perusahaan yang memimpin pengembangan robotaxi, menargetkan 1.000 unit robotaxi beroperasi di Wuhan pada akhir tahun ini. Mereka optimistis bisa memperluas layanan ke 100 kota pada tahun 2030. Pony.ai, yang didukung oleh Toyota Motor Jepang, juga tidak mau ketinggalan. Mereka saat ini mengoperasikan 300 robotaxi dan berencana menambah 1.000 unit lagi pada tahun 2026. Wakil presiden Pony.ai mengatakan bahwa robotaxi mungkin butuh waktu lima tahun untuk mencapai profitabilitas, namun setelah itu, perkembangannya akan "eksponensial".

China Majukan Taksi Otonom, 19 Kota Jalankan Uji Coba

WeRide dikenal dengan taksi, van, bus, dan penyapu jalan otonomnya. AutoX, yang didukung oleh raksasa e-commerce Alibaba Group, beroperasi di kota-kota besar seperti Beijing dan Shanghai. Sementara SAIC telah mengoperasikan robotaxi sejak akhir tahun 2021.

"Kami melihat percepatan di China. Laju penerbitan izin robotaxi juga cepat. Ini berbeda dengan AS yang pelan-pelan dan bertahap," ujar Augustin Wegscheider, direktur pelaksana Boston Consulting Group.

Perkembangan ini kontras dengan situasi di Amerika Serikat. Waymo, perusahaan milik Alphabet, merupakan satu-satunya perusahaan Amerika yang mengoperasikan robotaxi tanpa awak. Perusahaan ini memiliki sekitar 700 mobil yang beroperasi di San Francisco, Los Angeles, Phoenix, dan Austin, Texas, namun tidak semuanya beroperasi secara bersamaan.

Cruise, yang didukung oleh General Motors, baru saja memulai kembali pengujian pada April 2024 setelah salah satu kendaraannya menabrak pejalan kaki tahun lalu. Cruise mengatakan sudah beroperasi di tiga kota.

"Ada perbedaan yang jelas antara AS dan China," ungkap John Krafcik, mantan CEO Waymo. "Pengembang robotaxi menghadapi pengawasan jauh lebih ketat dan rintangan yang lebih tinggi di AS."

Perbedaan regulasi dan pendekatan yang diambil oleh kedua negara ini menunjukkan bahwa persaingan dalam pengembangan teknologi taksi otonom semakin ketat. China dengan ambisinya yang besar, tampaknya siap memimpin dalam revolusi transportasi ini.

Also Read

Tags

Topreneur