Dalam sebuah langkah yang mengejutkan di tengah ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Tiongkok, Administrasi Luar Angkasa Tiongkok (CNSA) telah memberikan akses kepada para ilmuwan dari enam negara, termasuk Amerika Serikat, untuk meneliti sampel batuan Bulan yang langka. Sampel ini, dikumpulkan dari misi Chang’e-5 tahun 2020, merupakan harta karun ilmiah yang berpotensi memberikan wawasan baru tentang sejarah dan pembentukan Bulan.
Keputusan ini menandai sebuah babak baru dalam kerjasama ilmiah internasional, terutama mengingat tensi yang ada antara kedua negara adikuasa tersebut. Ini menunjukkan bahwa sains, dalam konteks ini, dapat mengatasi hambatan politik yang kompleks.
Akses Global ke Harta Karun Bulan
CNSA telah membuka akses kepada institusi dari Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Jepang, Pakistan, dan Inggris untuk mempelajari sampel batuan Bulan dari misi Chang’e-5.
Dua universitas Amerika Serikat, Brown University dan Stony Brook University, termasuk di antara yang terpilih. Proses seleksi dilakukan setelah CNSA membuka pendaftaran pada tahun 2023.
Kepala CNSA, Shan Zhongde, menggambarkan sampel ini sebagai “harta karun bersama untuk seluruh umat manusia,” menekankan komitmen Tiongkok terhadap kolaborasi internasional dalam eksplorasi ruang angkasa.
Peluang Penelitian yang Tak Ternilai
Sampel batuan Bulan dari misi Chang’e-5 memiliki nilai ilmiah yang sangat tinggi.
Berbeda dengan sampel yang dikumpulkan oleh misi Apollo, batuan dari Chang’e-5 jauh lebih muda, usianya miliaran tahun lebih muda, menawarkan kesempatan untuk mempelajari periode geologi Bulan yang belum banyak dipahami.
John Logsdon, mantan direktur Space Policy Institute di George Washington University, menekankan bahwa kerjasama ini murni berfokus pada sains dan bukan politik.
Logsdon menjelaskan, “Ini adalah kerjasama internasional di bidang sains, yang sudah menjadi norma.” Ia menambahkan bahwa analisis sampel ini berpotensi merevisi pemahaman kita tentang aktivitas vulkanik di Bulan.
Melewati Batasan Politik
Selama ini, peneliti Tiongkok terhambat untuk mengakses sampel Bulan yang dikumpulkan NASA.
Sebuah undang-undang AS tahun 2011 melarang kolaborasi NASA dengan Tiongkok tanpa izin khusus dari Kongres. Namun, kerjasama ini tampaknya telah berhasil mengatasi hambatan legislatif tersebut.
Langkah CNSA ini menunjukkan sebuah kesediaan untuk berbagi pengetahuan ilmiah dan mendorong kolaborasi internasional, bahkan di tengah persaingan global yang intens.
CNSA menyatakan akan mempertahankan sikap yang aktif dan terbuka dalam pertukaran dan kerjasama internasional dalam bidang luar angkasa.
Shan Zhongde optimis bahwa “lingkaran pertemanan China di luar angkasa akan terus berkembang.”
Kesimpulannya, akses global ke sampel batuan Bulan dari misi Chang’e-5 menandai sebuah langkah penting dalam kerjasama ilmiah internasional. Kerjasama ini tidak hanya memperluas pemahaman kita tentang Bulan, tetapi juga menunjukkan potensi sains untuk mengatasi perbedaan politik dan mempromosikan kolaborasi global untuk tujuan bersama.