Topreneur.id, Jakarta – Partai Golkar secara resmi menunjuk pasangan Andi Sudirman Sulaiman – Fatmawati Rusdi sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan di Pilgub mendatang. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, khususnya para kader Golkar yang selama ini berharap partai berlambang beringin tersebut akan mengusung kader internal.
Sejumlah pakar politik menilai langkah Golkar ini mencoreng tradisi partai yang selama ini dikenal sebagai partai kader. Proses penjaringan calon yang telah berjalan pun dianggap diabaikan, menunjukkan pragmatisme politik yang kental.
Hasrullah, pengamat komunikasi politik Universitas Hasanuddin (Unhas), menyatakan bahwa keputusan Golkar ini mengejutkan karena mengabaikan tradisi partai di Pilgub Sulsel dan mengabaikan mekanisme penjaringan yang telah berjalan.
"Keputusan ini pasti akan menimbulkan kekecewaan di internal kader. Banyak kader Golkar potensial dan suara akar rumput yang berharap Golkar akan tetap mengusung kadernya sendiri," ujar Hasrullah.
Sebelumnya, Golkar telah memberikan surat tugas kepada empat kader potensial, yaitu Ilham Arief Sirajuddin (IAS), Adnan Purichta Ichsan, Indah Putri Indriani, dan Taufan Pawe yang juga menjabat sebagai Ketua Golkar Sulsel.
Keputusan Golkar untuk mengusung pasangan non-kader ini dinilai sebagai langkah yang tidak demokratis dan menunjukkan bahwa partai lebih memprioritaskan kepentingan politik pragmatis daripada nilai-nilai kaderisasi.
"Bagi publik, ini adalah keputusan yang mengejutkan. Golkar mempertontonkan panggung politik yang jauh dari kata demokratis," tambah Hasrullah.
