Kadar gula darah lebih dari 300 miligram per desiliter (mg/dl) mengindikasikan hiperglikemia, suatu kondisi yang sangat serius. Jika hasil pemeriksaan kadar gula darah selama puasa Ramadhan menunjukkan angka di atas 300 mg/dl, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menganjurkan untuk membatalkan puasa. Hal ini dikarenakan hiperglikemia meningkatkan risiko komplikasi diabetes yang serius dan mengancam jiwa.
Hiperglikemia terjadi ketika tubuh kekurangan insulin atau tidak mampu memanfaatkan insulin dengan efektif (resistensi insulin). Kondisi ini menyebabkan kadar gula darah meningkat secara signifikan, mengakibatkan berbagai masalah kesehatan. Pada kondisi ini, penderita dapat mengalami penurunan kesadaran, infeksi berulang, dan penurunan berat badan yang drastis. Jika dibiarkan tanpa penanganan, hiperglikemia dapat berujung pada kerusakan saraf, pembuluh darah, jaringan, dan organ vital.
Apa itu Hiperglikemia?
Hiperglikemia adalah kondisi medis yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang sangat tinggi. Kondisi ini umumnya terkait dengan diabetes, baik tipe 1 maupun tipe 2. Penderita diabetes sering mengalami episode hiperglikemia, terutama jika manajemen penyakitnya kurang optimal atau jika terjadi faktor pemicu seperti infeksi atau stres.
Pada individu tanpa diabetes, hiperglikemia dapat terjadi karena berbagai faktor, termasuk stres yang hebat, penggunaan obat-obatan tertentu, atau kondisi medis lainnya yang mempengaruhi metabolisme glukosa. Diagnosis dan penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius.
Gejala Hiperglikemia
Gejala hiperglikemia bervariasi, mulai dari yang ringan hingga yang berat. Gejala awal yang sering muncul antara lain haus yang berlebihan, sering buang air kecil, sakit kepala, kelelahan, penglihatan kabur, dan kesulitan berkonsentrasi. Penurunan berat badan yang tidak disengaja juga bisa menjadi indikasi hiperglikemia.
Jika hiperglikemia tidak ditangani, gejalanya dapat semakin memburuk. Komplikasi jangka panjang yang serius dapat terjadi, termasuk infeksi kulit dan vagina yang sering kambuh, luka yang sulit sembuh, kerusakan saraf (neuropati), retinopati (kerusakan mata), nefropati (kerusakan ginjal), dan penyakit kardiovaskular. Pada kasus yang parah, hiperglikemia dapat menyebabkan ketoasidosis diabetik, suatu kondisi darurat medis yang mengancam jiwa.
Gejala Hiperglikemia Parah:
Penanganan Hiperglikemia
Penanganan hiperglikemia bergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Pada penderita diabetes, pengaturan pola makan, olahraga teratur, dan pengobatan dengan insulin atau obat antidiabetik oral sangat penting. Monitoring kadar gula darah secara rutin juga sangat dianjurkan.
Jika mengalami gejala hiperglikemia, segera konsultasikan dengan dokter. Penanganan yang tepat dan cepat dapat mencegah komplikasi serius dan meningkatkan kualitas hidup. Hidrasi yang cukup juga sangat penting dalam mengatasi hiperglikemia, karena dehidrasi seringkali menyertainya.
Penting untuk diingat bahwa pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Dengan menjaga pola hidup sehat, termasuk mengontrol berat badan, melakukan olahraga teratur, dan mengonsumsi makanan sehat seimbang, risiko terkena hiperglikemia dapat dikurangi secara signifikan. Konsultasi rutin dengan dokter juga penting untuk memantau kesehatan dan melakukan pencegahan dini.