Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan signifikan pada perdagangan Senin, 24 Maret 2025, sempat menyentuh level di bawah 6.000 sebelum akhirnya ditutup di angka 6.161,28. Penurunan ini mencapai 96,96 poin atau 1,55 persen dibandingkan penutupan Jumat sebelumnya.
Pelemahan IHSG ini didorong oleh beberapa faktor kunci. Aksi profit-taking menjelang libur Lebaran 2025 menjadi salah satu penyebab utama. Investor cenderung mengamankan keuntungan sebelum memasuki periode liburan panjang. Sentimen negatif seputar isu Danantara dan ketidakpastian fiskal juga turut memperburuk situasi.
Ekonom Panin Sekuritas, Felix Darmawan, menganalisis situasi ini sebagai “perfect storm” bagi IHSG. Kehati-hatian pelaku pasar semakin meningkat, ditambah dengan sikap wait and see dari investor asing. Hal ini menunjukkan kurangnya minat investasi di Indonesia saat ini.
Investor asing tampaknya mengalihkan fokus investasi mereka ke pasar Eropa dan China. Indonesia dianggap kurang menarik karena ketidakpastian kebijakan fiskal dan kekhawatiran terhadap efisiensi anggaran. Kondisi ini menciptakan tekanan tambahan pada IHSG.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelemahan IHSG
Selain aksi profit-taking dan sentimen negatif, beberapa faktor lain turut berkontribusi pada pelemahan IHSG. Salah satunya adalah tren global yang menunjukkan pengalihan dana investasi dari Amerika Serikat ke Eropa dan China. Hal ini menunjukkan pergeseran minat investasi global.
Ketidakpastian kebijakan fiskal di Indonesia menjadi salah satu alasan utama investor asing memilih untuk menunggu. Kurangnya kejelasan kebijakan fiskal membuat investor ragu untuk menanamkan modal dalam jangka panjang. Efisiensi anggaran pemerintah juga menjadi sorotan, menimbulkan kekhawatiran akan potensi risiko investasi.
Katalis Positif dan Rekomendasi Investasi
Meskipun demikian, terdapat beberapa katalis positif yang perlu diperhatikan. Pembagian dividen besar dari bank-bank BUMN, terutama yang tergabung dalam Himbara, berpotensi menjadi penopang IHSG. Dividen ini bisa menarik minat investor kembali.
Secara historis, IHSG memang cenderung melemah setelah libur panjang, terutama jika diiringi sentimen negatif. Felix memperkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang 6.000-6.300 selama pekan pendek menjelang Lebaran. Kondisi ini membutuhkan strategi investasi yang cermat.
Felix menyarankan agar investor lebih selektif dalam memilih saham. Meskipun saham BUMN sedang tertekan, saham LQ45 dengan fundamental yang kuat dan valuasi murah masih layak dipertimbangkan. Namun, investor disarankan untuk tidak terlalu agresif dan sebaiknya memegang uang tunai untuk sementara waktu.
Strategi investasi wait and see direkomendasikan hingga kondisi pasar lebih jelas pasca Lebaran. Membeli saham LQ45 dengan valuasi murah secara bertahap bisa menjadi pilihan, tetapi tetap harus diiringi dengan analisis yang mendalam dan kehati-hatian.
Kesimpulan
Pelemahan IHSG saat ini merupakan kombinasi dari faktor domestik dan global. Aksi profit-taking, sentimen negatif, dan ketidakpastian kebijakan fiskal menjadi faktor utama di dalam negeri. Sementara itu, pergeseran minat investasi global juga turut mempengaruhi. Strategi investasi yang hati-hati dan selektif sangat dianjurkan dalam kondisi pasar seperti ini.
Investor disarankan untuk mempertimbangkan dengan matang risiko dan peluang sebelum melakukan investasi. Menggunakan strategi diversifikasi portofolio juga penting untuk meminimalkan risiko kerugian.
Perlu diingat bahwa analisis ini bersifat umum dan tidak dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi tunggal. Konsultasi dengan penasihat keuangan profesional sangat dianjurkan sebelum membuat keputusan investasi.