Rencana Subang menjadi pusat industri otomotif, khususnya mobil listrik, mendapat tantangan serius. Investasi besar dari raksasa otomotif seperti BYD dan VinFast terancam aksi premanisme yang dilakukan sejumlah organisasi masyarakat (ormas).
Namun, Pemerintah Kabupaten Subang bergerak cepat mengatasi masalah ini. Langkah tegas telah diambil untuk memastikan iklim investasi tetap kondusif.
Premanisme di Subang: Ancaman bagi Investasi Otomotif
Aksi premanisme, berupa pemalakan terhadap sopir truk di kawasan industri, sempat menjadi sorotan. Hal ini bahkan sampai terdengar hingga ke Tiongkok, negara asal BYD.
Bupati Subang, Reynaldi Putra Andita BR, memastikan tindakan tegas telah dilakukan terhadap para pelaku. Polisi telah menangkap sejumlah preman yang terlibat.
Reynaldi menekankan pentingnya menjaga iklim investasi yang positif. Keberadaan industri otomotif akan sangat menguntungkan masyarakat Subang.
Ia menghimbau seluruh elemen masyarakat, termasuk ormas dan perangkat desa, untuk mendukung investor. Kerjasama yang baik sangat penting untuk menarik lebih banyak investasi.
Dampak Negatif Aksi Premanisme terhadap Investasi
Maraknya aksi premanisme sempat membuat sejumlah investor mengurungkan niatnya berinvestasi di Subang. Hal ini tentunya merugikan daerah.
Ketakutan investor akan berdampak pada peningkatan pengangguran dan penurunan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Oleh karena itu, pencegahan premanisme menjadi prioritas utama.
Bupati Subang berharap kejadian ini menjadi pelajaran berharga. Ke depannya, upaya pencegahan premanisme dan pungutan liar akan terus ditingkatkan.
Upaya Pemerintah dan Pihak Terkait dalam Menjaga Iklim Investasi
Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, juga menyoroti masalah premanisme yang mengganggu pembangunan pabrik BYD. Ia menekankan pentingnya penegakan hukum yang tegas.
Eddy menambahkan, keamanan investasi menjadi hal yang mendasar untuk menarik investor asing. Indonesia harus mampu memberikan jaminan keamanan bagi para investor.
Ketua Umum Periklindo, Moeldoko, mengungkapkan hal serupa. Gangguan terhadap investasi juga dialami oleh VinFast, pabrikan asal Vietnam.
Moeldoko mengajak seluruh masyarakat untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif. Kerjasama semua pihak sangat penting untuk menciptakan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran.
Ia menyayangkan adanya tindakan yang justru menghambat masuknya investasi ke Indonesia. Padahal, investasi sangat dibutuhkan untuk menyerap tenaga kerja dan meningkatkan perekonomian.
Kejadian premanisme di Subang menjadi pengingat pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban. Pemerintah dan seluruh elemen masyarakat harus bersinergi menciptakan iklim investasi yang kondusif agar Subang dapat menjadi pusat industri otomotif yang maju dan berkelanjutan. Keberhasilan ini akan berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat Subang dan Indonesia secara keseluruhan.