Jaminan Airlangga: Dana JETP Aman Meski AS Cabut Dukungan

Redaksi

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan jaminan bahwa pendanaan dari kemitraan transisi energi atau Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk Indonesia akan tetap berlanjut. Hal ini disampaikan meskipun Amerika Serikat telah menarik diri dari program tersebut. Komitmen kuat dari Jerman dan Jepang sebagai pemimpin bersama (co-lead) program JETP memastikan kelanjutan pembiayaan.

“Komitmen dari Jerman dan Jepang untuk menjadi co-lead daripada JETP, walaupun Amerika mengundurkan diri. Jadi ini komitmen JETP dilanjutkan,” tegas Menko Airlangga di Jakarta, Senin (24/3/2025).

Dukungan internasional terhadap transisi energi Indonesia tidak hanya datang dari negara-negara tertentu saja. Sejumlah organisasi internasional lainnya juga telah menyatakan komitmen mereka, termasuk Glassgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ), Bank Dunia, dan Uni Eropa. Komitmen ini menunjukkan dukungan global yang kuat bagi upaya Indonesia menuju netralitas karbon.

Indonesia sendiri telah menetapkan target pengurangan emisi sebesar 31,89 persen secara mandiri, dan target ini dapat meningkat hingga 43 persen jika mendapat dukungan finansial internasional pada tahun 2030. Target ambisius ini mencerminkan komitmen Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim.

Untuk mencapai target tersebut, pemerintah Indonesia telah membentuk Satuan Tugas Transisi Energi dan Ekonomi Hijau berdasarkan Keputusan Menko Perekonomian Nomor 141 Tahun 2025. Satgas ini memiliki empat kelompok kerja, yaitu energi hijau, industri hijau, kemitraan dan investasi hijau, serta pengembalian sosial, ekonomi, dan sumber daya manusia. Struktur ini menunjukkan pendekatan terpadu dan komprehensif dalam mencapai tujuan transisi energi.

54 Proyek Mendapat Pendanaan

Dari implementasi JETP, sebanyak 54 proyek di Indonesia telah menerima dukungan pendanaan internasional dengan total komitmen mencapai USD 1,1 miliar. Rinciannya, 9 proyek mendapatkan pendanaan dalam bentuk pinjaman atau ekuitas, sementara 45 proyek lainnya menerima hibah sebesar USD 233 juta. Dukungan ini menunjukkan tingkat kepercayaan internasional yang tinggi terhadap program transisi energi di Indonesia.

Selain itu, International Partners Group (IPG) juga telah mengamankan jaminan sebesar USD 1 miliar melalui multilateral development banks guarantee. Jaminan ini dirancang untuk mempercepat pelaksanaan proyek-proyek transisi energi bersih di Indonesia. Langkah ini menunjukkan komitmen yang serius untuk memastikan keberhasilan program.

Pemerintah Indonesia akan terus melakukan koordinasi antar kementerian dan lembaga terkait. Pencairan pendanaan dari berbagai sumber akan terus didorong, dan prosesnya akan dipantau dan dievaluasi secara digital. Transparansi dan aksesibilitas informasi akan diberikan kepada para pemangku kepentingan.

Keberhasilan transisi energi di Indonesia bergantung pada banyak faktor, termasuk kemampuan pemerintah untuk mengkoordinasikan berbagai pihak yang terlibat, mengelola pendanaan secara efisien, serta memastikan partisipasi aktif dari sektor swasta dan masyarakat. Keberlanjutan program ini sangat penting bagi keberhasilan Indonesia dalam mencapai target netralitas karbon.

Secara keseluruhan, meskipun ada penarikan diri AS dari JETP, komitmen internasional terhadap transisi energi di Indonesia tetap kuat. Dengan dukungan finansial yang signifikan dan rencana strategis yang terpadu, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk mencapai target emisi dan membangun ekonomi hijau yang berkelanjutan.

Also Read

Tags