Katy Perry, Tunangan Miliarder Bukan Astronaut? AS Ungkap Fakta Mengejutkan

Perjalanan Katy Perry dan Lauren Sánchez, tunangan Jeff Bezos, ke luar angkasa baru-baru ini memicu perdebatan. Pemerintah Amerika Serikat, melalui Sekretaris Departemen Transportasi Sean Duffy, menegaskan bahwa mereka tidak memenuhi syarat untuk disebut sebagai astronaut.

Pernyataan Duffy ini menimbulkan pertanyaan mengenai kriteria yang sebenarnya dibutuhkan untuk menyandang gelar astronaut, khususnya dalam konteks pariwisata antariksa yang semakin berkembang.

Kriteria Astronaut Menurut FAA

Menurut Duffy, pedoman FAA (Federal Aviation Administration) menetapkan bahwa anggota kru dalam penerbangan luar angkasa harus memiliki aktivitas penting bagi keselamatan publik atau berkontribusi pada keselamatan penerbangan luar angkasa manusia.

Perjalanan Katy Perry dan rombongan, yang menggunakan pesawat ruang angkasa Blue Origin milik Bezos, dinilai tidak memenuhi kriteria tersebut. Walaupun berani dan menarik perhatian, mereka tidak terlibat dalam aktivitas yang signifikan untuk memenuhi syarat sebagai astronaut menurut standar FAA.

Evolusi Program ‘Astronaut Wings’ FAA

FAA meluncurkan program ‘Astronaut Wings’ komersial pada 2004. Awalnya, penghargaan ini diberikan kepada pilot yang menerbangkan pesawat ruang angkasa di atas ketinggian 50 mil (80 km).

Program ini kemudian diperluas untuk mencakup warga sipil yang terbang dengan berbagai wahana antariksa, termasuk Virgin Galactic, Blue Origin, dan SpaceX. Namun, pada Desember 2021, FAA menghentikan pemberian penghargaan fisik tersebut.

Kini, FAA mencantumkan nama individu yang mencapai ketinggian 80 km di atas permukaan Bumi dalam peluncuran berlisensi di situs web mereka.

Perjalanan Katy Perry dan Kontroversinya

Katy Perry bersama Gayle King, Kerianne Flynn, Amanda Nguyen, Aisha Bowe, dan Lauren Sánchez, menghabiskan sekitar 4 menit di batas garis Karman, sekitar 62 mil (100 km) di atas permukaan Bumi.

Blue Origin secara terbuka mempublikasikan perjalanan tersebut, namun hal ini juga memicu teori konspirasi yang meragukan keaslian penerbangan tersebut, meskipun perusahaan telah memberikan bukti yang mendukung klaim mereka.

Perjalanan ini menyoroti ambiguitas dalam definisi “astronaut” di era pariwisata antariksa, terutama terkait dengan perbedaan antara penerbangan ilmiah dan wisata luar angkasa.

Ke depan, perlu ada kejelasan lebih lanjut mengenai kriteria yang harus dipenuhi agar seseorang bisa disebut sebagai astronaut, terutama dengan semakin banyaknya penerbangan komersial ke luar angkasa.

Debat ini menyoroti perlunya pedoman yang lebih jelas dan konsisten dalam mengklasifikasikan pencapaian luar angkasa, membedakan antara prestasi ilmiah dan pencapaian wisata luar angkasa. Definisi “astronaut” harus mencerminkan kontribusi nyata bagi eksplorasi dan pemahaman kita tentang ruang angkasa.

Dengan berkembangnya industri pariwisata antariksa, penting untuk membangun definisi yang akurat dan diterima secara luas mengenai apa yang membentuk prestasi luar angkasa yang signifikan. Ini memastikan penghargaan yang tepat diberikan kepada individu yang benar-benar berkontribusi pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi luar angkasa.

Topreneur
Exit mobile version