Kebiasaan Sepele Ini Bikin Mata Minus? Dokter Ungkap Rahasianya

Redaksi

Miopia, atau mata minus, adalah kondisi di mana seseorang kesulitan melihat objek yang jauh. Biasanya, kondisi ini terdeteksi sebelum usia 20 tahun. Penyebabnya seringkali terkait dengan kebiasaan sehari-hari.

Aktivitas sehari-hari yang melibatkan penglihatan dekat secara intensif, tanpa jeda yang cukup, dapat menyebabkan mata bekerja lebih keras. Hal ini dapat mengakibatkan bola mata memanjang. Akibatnya, cahaya yang masuk ke mata tidak terfokus dengan baik di retina, sehingga penglihatan menjadi kabur.

Dampak Kebiasaan Sehari-hari terhadap Miopia

Prof. dr. Tjahjono Darminto Gondhowiardjo, SpM(K), spesialis mata, menjelaskan bahwa aktivitas yang memaksa mata untuk terus-menerus fokus pada objek dekat merupakan faktor risiko utama miopia.

Melihat gadget secara terus-menerus, misalnya, memberikan dampak yang jauh lebih signifikan daripada membaca buku. Layar gadget dapat meningkatkan beban saraf mata hingga 1,5 hingga 4 kali lipat dibandingkan dengan kegiatan membaca dan menulis konvensional.

Membaca dalam jarak dekat juga dapat berkontribusi pada perkembangan miopia. Namun, dampak negatif dari penggunaan gadget dinilai lebih besar.

Faktor Genetik dan Perbedaan Sumber Cahaya

Selain kebiasaan, faktor genetik juga berperan penting dalam menentukan risiko miopia seseorang. Riwayat keluarga dengan miopia meningkatkan kemungkinan seseorang mengalaminya.

Prof. Tjahjono juga menekankan perbedaan sumber cahaya antara lampu konvensional dan layar gadget. Cahaya dari lampu konvensional memantul, sedangkan cahaya dari layar gadget langsung keluar dari dalam layar.

Perbedaan ini mengakibatkan frekuensi berkedip mata berkurang. Kondisi ini menyebabkan mata terus-menerus terekspos cahaya dan mengalami regangan.

Mengistirahatkan Mata untuk Mencegah Miopia

Untuk mengurangi risiko miopia dan kelelahan mata, penting untuk memberikan istirahat yang cukup pada mata. Salah satu metode yang direkomendasikan adalah metode 20-20-20.

Metode ini menyarankan agar setiap 20 menit menatap layar, kita mengalihkan pandangan ke objek lain yang berjarak sekitar 6 meter selama minimal 20 detik.

Hal ini membantu merilekskan otot mata dan mengurangi ketegangan. Penerapan metode ini secara konsisten dapat membantu mencegah kelelahan dan mengurangi risiko miopia.

Kesimpulannya, miopia merupakan masalah kesehatan mata yang kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk genetik dan kebiasaan sehari-hari. Dengan memahami faktor-faktor risiko dan menerapkan strategi pencegahan seperti metode 20-20-20, kita dapat mengurangi risiko mengalami miopia dan menjaga kesehatan mata kita.

Also Read

Tags

Topreneur