Kemenpar: Kolaborasi Pentahelix Tingkatkan SDM Pariwisata Indonesia

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor pariwisata. Langkah ini dinilai krusial untuk menghadapi tantangan dan peluang di era globalisasi serta untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan.

Kolaborasi pentahelix ini melibatkan pemerintah, perguruan tinggi, dunia usaha, dan organisasi non-profit, guna menciptakan ekosistem yang mendukung SDM pariwisata yang adaptif, kreatif, dan kompetitif.

Kerjasama Pentahelix untuk SDM Pariwisata Unggul

Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dilakukan pada Jumat (25/4) di Jakarta, melibatkan Kemenpar, Universitas LIA, BINUS University, Diageo Indonesia, dan Wise Step Foundation. Kerja sama ini diharapkan menghasilkan dampak nyata di lapangan, bukan hanya sekadar kesepahaman di atas kertas.

Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenpar, Martini M. Paham, menekankan pentingnya implementasi konkret dan terukur dari MoU ini. Hal ini mencakup peningkatan keterampilan, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di destinasi wisata.

Asdep Peningkatan Kapasitas Masyarakat Kemenpar, Ika Kusuma Permana Sari, berharap kolaborasi ini akan menciptakan sinergi yang kuat. Sinergi antara dunia pendidikan, industri, dan pemerintah akan diwujudkan dalam bentuk program pelatihan dan pendampingan masyarakat.

Program ini juga diharapkan meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan non-formal dan keterampilan kerja di sektor pariwisata. Hal ini penting untuk menghasilkan SDM pariwisata yang mampu beradaptasi dengan perubahan tren industri dan kebutuhan wisatawan.

Peran Perguruan Tinggi dalam Pengembangan SDM Pariwisata

Universitas LIA berkomitmen untuk menciptakan ekosistem pendidikan tinggi yang responsif terhadap dinamika pariwisata. Hal ini meliputi dinamika baik di tingkat nasional maupun global, guna memenuhi kebutuhan industri.

Rektor Universitas LIA, Siti Yulidhar Harunasari, optimistis sinergi dengan Kemenpar akan menghasilkan SDM pariwisata yang unggul, profesional, berwawasan kebangsaan, dan kompetitif di kancah global.

BINUS University, melalui visi “Fostering & Empowering the Society” dan gerakan #KampusBerdampak, juga turut serta dalam inisiatif ini. Kampus berperan sebagai pusat inovasi, transformasi digital, dan kewirausahaan berbasis masyarakat.

Vice Rector Research and Technology Transfer BINUS University, Juneman Abraham, menjelaskan kontribusi BINUS melalui dosen dan mahasiswa dari Faculty of Digital Communication & Hotel and Tourism (FDCHT). Keterlibatan unit Community Empowerment – Research & Technology Transfer (CE–RTT) juga menjadi kunci keberhasilan program ini.

BINUS University menekankan pengembangan SDM pariwisata dengan nilai SPIRIT (Striving for Excellence, Perseverance, Innovation, Respect, Integrity, and Teamwork). Penguatan kompetensi digital dan jiwa entrepreneurship menjadi fokus utama dalam program ini.

Kontribusi Swasta dan Organisasi Non-Profit

Diageo Indonesia menyatakan dukungannya terhadap MoU ini sebagai langkah strategis dalam memperkuat kolaborasi sektor swasta dan pemerintah. Hal ini bertujuan untuk mendukung kemajuan pariwisata nasional.

Direktur PT. Langgeng Kreasi Jayaprima (Diageo Indonesia), Dendy A. Borman, optimistis bahwa peningkatan kualitas SDM akan mendorong pertumbuhan sektor pariwisata yang lebih inklusif dan bermanfaat bagi masyarakat luas.

Wise Step Foundation mengapresiasi langkah progresif Kemenpar dalam membangun ekosistem ekonomi sirkular. Hal ini diharapkan berdampak nyata bagi lingkungan dan masyarakat lokal.

Ketua Yayasan Karya Lokal Nusantara (Wise Step Foundation), Ayu Masita, percaya pendekatan ekonomi sirkular adalah masa depan pariwisata berkelanjutan. Kerja sama ini diharapkan dapat mendorong inovasi dan memperkuat nilai-nilai lokal.

Sebagai bagian dari kerja sama ini, terdapat penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Asdep Peningkatan Kapasitas Masyarakat Kemenpar dan Kepala LPPM Universitas LIA. Ruang lingkup PKS ini meliputi pelatihan Bahasa Inggris daring bagi pelaku pariwisata.

BINUS University juga menginisiasi pengabdian masyarakat di desa wisata sebagai bagian dari Kampanye Sadar Wisata (2022-2024). Sementara Diageo Indonesia akan menyelenggarakan pelatihan softskill bertajuk “Learning for Life” untuk industri pariwisata dan hospitality.

Inisiatif kolaboratif ini menandai langkah signifikan dalam pengembangan SDM pariwisata Indonesia. Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah, perguruan tinggi, sektor swasta, dan organisasi non-profit, diharapkan akan tercipta SDM pariwisata yang berkualitas, kompetitif, dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

Topreneur
Exit mobile version