Kementerian Pekerjaan Umum (PU) meminta tambahan operasional jalan tol untuk kelancaran arus mudik Lebaran 2025. Saat ini, 53 Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) mengelola 3.020 kilometer jalan tol. Pemerintah menginginkan penambahan 194,4 kilometer jalan tol beroperasi khusus untuk arus mudik.
Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Diana Kusumastuti, menyampaikan hal ini dalam Obrolan News Room di YouTube Kompas.com. Selain itu, pemerintah juga meminta tambahan 74,3 kilometer jalan tol beroperasi tanpa tarif. Langkah ini bertujuan untuk mengurai kemacetan dan memastikan perjalanan mudik lebih lancar.
Pembukaan jalan tol tambahan ini diharapkan mampu menampung peningkatan volume kendaraan selama periode mudik. Pemerintah menargetkan peningkatan signifikan dalam efisiensi waktu tempuh perjalanan bagi pemudik. Dengan tambahan ruas jalan tol ini diharapkan dapat mengurangi kepadatan di jalur-jalur alternatif.
Jalan Tol Tanpa Tarif dan Tol Fungsional untuk Mudik Lebaran 2025
Beberapa ruas tol tanpa tarif diusulkan untuk beroperasi selama Lebaran, antara lain Tol Binjai – Langsa seksi Tanjung Pura – Pangkalan Berandan (19 km) dan Tol Pekanbaru – Padang seksi Padang Sicincin (36,6 km). Jalan tol tanpa tarif ini diharapkan memberikan alternatif bagi pemudik untuk menghindari kepadatan dan biaya tol.
Selain jalan tol tanpa tarif, pemerintah juga mendorong operasional tol fungsional di lima ruas sepanjang 120,6 kilometer. Ruas-ruas tersebut meliputi Tol Sigli – Banda Aceh (24,6 km), Tol Probolinggo – Banyuwangi (25 km), dan Tol Palembang – Betung (33 km). Dua ruas tol fungsional lainnya juga direncanakan beroperasi.
Penggunaan tol fungsional perlu dikaji secara matang terkait aspek keselamatan dan keamanan. Pemerintah perlu memastikan standar keselamatan dan kenyamanan terpenuhi sebelum operasional tol fungsional tersebut dimulai. Kondisi jalan dan fasilitas pendukung perlu diperiksa secara menyeluruh.
Pertimbangan Keselamatan dan Kenyamanan di Tol Fungsional
Pengoperasian tol fungsional memerlukan perhatian khusus pada aspek keselamatan. Kondisi jalan yang mungkin belum sepenuhnya sempurna perlu diatasi agar terhindar dari kecelakaan. Petugas pengawas dan rambu-rambu lalu lintas yang memadai juga harus tersedia.
Selain keselamatan, kenyamanan pengguna jalan juga perlu diprioritaskan. Ketersediaan fasilitas pendukung seperti rest area dan toilet perlu dipastikan memadai. Informasi lalu lintas yang akurat dan mudah diakses juga sangat penting untuk memberikan kenyamanan bagi pemudik.
Pemerintah perlu melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai operasional tol fungsional ini. Sosialisasi yang efektif akan memberikan informasi yang jelas dan mengurangi potensi kebingungan di lapangan. Sosialisasi juga penting untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan para pemudik.
Pentingnya Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Diana Kusumastuti menekankan pentingnya pemeliharaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di seluruh jalan tol selama masa mudik Lebaran. Hal ini mencakup aspek keselamatan, kenyamanan, dan kelancaran lalu lintas. Semua BUJT wajib memastikan SPM terpenuhi.
Pengawasan terhadap pemenuhan SPM perlu diperketat selama periode mudik. Tim pengawas perlu ditempatkan di titik-titik strategis untuk memantau kondisi jalan tol dan memberikan respon cepat terhadap masalah yang muncul. Kerja sama antar instansi terkait juga sangat penting.
Dengan adanya pengawasan yang ketat dan komitmen dari semua pihak, diharapkan arus mudik Lebaran 2025 dapat berjalan lancar, aman, dan nyaman. Pemerintah berkomitmen untuk terus berupaya meningkatkan kualitas infrastruktur jalan tol guna mendukung kelancaran transportasi di Indonesia.
Diharapkan dengan adanya penambahan ruas tol dan pengawasan yang ketat, perjalanan mudik Lebaran 2025 dapat lebih lancar dan nyaman bagi seluruh pemudik. Keselamatan dan kenyamanan tetap menjadi prioritas utama.