Kisah Pilu Ibu Hamil: Pilih Dokter Kandungan Aman, Hindari Pelecehan

Redaksi

Kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum dokter spesialis kandungan dan kebidanan (obgyn) belakangan ini meningkat. Hal ini menimbulkan trauma dan kekhawatiran bagi banyak ibu hamil yang hendak memeriksakan kandungannya. Akibatnya, muncul tren baru di kalangan ibu hamil: memilih dokter kandungan berdasarkan jenis kelamin.

Di media sosial, keresahan ini tergambar jelas. Banyak unggahan di platform X yang menunjukkan preferensi terhadap dokter kandungan perempuan. Ibu hamil merasa lebih nyaman dan aman jika diperiksa oleh dokter perempuan.

Rasio Dokter Kandungan Laki-laki dan Perempuan di Indonesia

Perbandingan jumlah dokter kandungan laki-laki dan perempuan di Indonesia memang tidak seimbang. Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Prof. Dr. dr. Yudi Mulyana Hidayat, SpOG, menjelaskan bahwa sejak dulu profesi ini didominasi laki-laki.

Dahulu, rasio dokter kandungan perempuan dan laki-laki adalah 1:3. Meskipun kini perbandingannya semakin seimbang, dokter obgyn laki-laki masih lebih banyak. Prof. Yudi memperkirakan rasio saat ini sekitar 2:3 (perempuan:laki-laki).

Alasan Ibu Hamil Lebih Memilih Dokter Kandungan Perempuan

Banyak ibu hamil merasa lebih nyaman dan aman diperiksa oleh dokter kandungan perempuan. Hal ini didorong oleh beberapa faktor, termasuk rasa malu dan privasi.

Dewi Permata Sari (27), ibu rumah tangga dari Pekanbaru, Riau, misalnya, selalu memilih dokter kandungan perempuan selama kehamilannya. Suaminya sendiri yang tidak nyaman jika Dewi diperiksa oleh dokter laki-laki.

Pengalaman kasus dugaan pelecehan juga turut memengaruhi pilihan Dewi. Ia berencana untuk hanya memeriksakan kehamilannya kepada dokter kandungan wanita di masa mendatang.

Aprilia Dwi Putri (27), ibu rumah tangga di Malang, Jawa Timur, juga merasakan hal serupa. Ia merasa lebih nyaman dengan dokter kandungan perempuan, terutama saat pemeriksaan USG transvaginal yang melibatkan area intim.

Aulia Savira Putri Antony (27), ibu rumah tangga di Malang, Jawa Timur, pernah memeriksakan kehamilannya ke dokter kandungan laki-laki dan perempuan. Meskipun pelayanan dan komunikasi keduanya baik, ia merasa lebih nyaman dan terjaga privasinya dengan dokter perempuan.

Savira bahkan menyatakan akan mempertimbangkan dengan matang jika harus melahirkan dengan dokter kandungan laki-laki. Ia ingin menjaga privasi dan rasa nyamannya selama proses persalinan.

Dampak Kasus Dugaan Pelecehan Terhadap Persepsi Masyarakat

Maraknya kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan dokter obgyn telah berdampak besar pada kepercayaan masyarakat terhadap profesi ini. Kepercayaan dan rasa nyaman pasien menjadi sangat penting.

Kejadian ini bukan hanya menimbulkan trauma pada korban, tetapi juga memicu kekhawatiran dan kecemasan bagi calon ibu hamil lainnya. Pilihan dokter kandungan pun menjadi lebih selektif.

Perlu adanya upaya untuk meningkatkan perlindungan dan pengawasan terhadap praktik medis, khususnya dalam bidang kebidanan dan kandungan. Hal ini penting untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat dan memastikan keselamatan pasien.

Peningkatan kualitas pendidikan dan etika profesi juga sangat penting. Dokter obgyn perlu memahami pentingnya etika dan profesionalisme dalam menjalankan tugasnya.

Diharapkan kasus-kasus serupa dapat diminimalisir dan kepercayaan masyarakat terhadap dokter kandungan dapat kembali pulih. Pentingnya edukasi dan perlindungan bagi ibu hamil harus menjadi prioritas utama.

Secara keseluruhan, kasus dugaan pelecehan ini telah menimbulkan dampak signifikan pada pilihan dan persepsi masyarakat terhadap dokter kandungan. Perlu adanya langkah-langkah konkrit untuk mengatasi masalah ini dan memastikan keselamatan serta kenyamanan pasien.

Also Read

Tags

Topreneur