Topreneur – Siapa sangka, Indonesia ternyata punya masalah kelebihan stok ayam hidup! Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan, Badan Pangan Nasional (Bapanas) Maino Dwi Hartono mengakui bahwa masalah ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun.
"Ini bukan rahasia lagi, kita memang punya masalah oversupply ayam hidup," ujar Maino dalam keterangan tertulisnya, Jumat (4/10/2024).
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah punya cara unik. Mereka menyalurkan bantuan pangan berupa daging ayam dan telur untuk program penanganan stunting. Pada tahun 2024, Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) telah diberikan kepada 1,446 juta jiwa KRS (Keluarga Beresiko Stunting) di 7 provinsi.
"Kita berikan daging ayam 1 kilogram dan telur 10 butir per orang. Harapannya, program ini bisa berlanjut tahun depan dan menjangkau lebih banyak wilayah," tambah Maino.
Sementara itu, Trioso Purnawarman, Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH IPB), punya solusi lain. Ia mendorong peternak ayam mandiri untuk bergabung dengan peternak mitra atau membentuk asosiasi.
"Ini penting untuk menciptakan stabilitas harga dan rantai pasok unggas yang adil dan berkelanjutan," jelas Trioso.
Kelebihan stok ayam hidup memang menjadi masalah serius bagi para peternak. Harga pembelian ayam ras hidup di peternak menurun drastis, sehingga banyak yang mengalami kerugian.
"Supply yang berlebih memang menjadi keberhasilan kementerian teknis dalam memproduksi pangan asal hewan, namun perlu diingat bahwa ini juga bisa menjadi ancaman," tambah Trioso.
Pertanyaan besarnya adalah, bagaimana pemerintah dan para stakeholder terkait bisa mengatasi masalah oversupply ayam hidup ini? Apakah program bantuan pangan dan pembentukan asosiasi peternak bisa menjadi solusi yang efektif? Kita tunggu saja perkembangannya.