Kontras Gaya Hidup: Perbandingan Digital Jejak Mobil Gus Iqdam dan Gus Baha

Redaksi

Perbedaan mencolok dalam gaya hidup antara Gus Iqdam dan Gus Baha, dua tokoh agama yang cukup populer, baru-baru ini menjadi perbincangan hangat di media sosial. Perbedaan ini terutama terlihat dari kendaraan yang mereka gunakan sehari-hari.

Gus Baha, dikenal luas akan kesederhanaannya. Seringkali terlihat menggunakan motor Honda Supra untuk keperluan sehari-hari, bahkan untuk pergi ke swalayan. Ada video viral yang menunjukkan beliau menggunakan mobil Low MPV sederhana. Sebuah unggahan netizen berbunyi, “Sekondang Gus Baha tumpakane cuma Mobilio (Seterkenal Gus Baha, tunggangannya cuma Mobilio). Bahkan masih ngajar di Ponpes naik motor dari rumah,” menggambarkan kesederhanaan beliau.

Berbeda dengan Gus Baha, Gus Iqdam sering terlihat menggunakan mobil-mobil mewah. Ia pernah tertangkap kamera menaiki GMC Yukon Denali, Lamborghini Aventador, dan Hummer listrik. Bahkan, sebuah video memperlihatkan garasi miliknya yang berisi mobil-mobil mewah seperti Toyota Alphard, Mini Cooper, dan Ford Mustang. Kemewahan ini memicu perbandingan di masyarakat.

Kontroversi Gaya Hidup dan Tanggapan

Kontras yang mencolok antara gaya hidup sederhana Gus Baha dan gaya hidup mewah Gus Iqdam memicu beragam komentar dan perdebatan di media sosial. Banyak yang mempertanyakan kesesuaian gaya hidup mewah dengan citra seorang ulama.

Menanggapi hal ini, salah satu fanspage Gus Iqdam memberikan penjelasan bahwa setiap santri memiliki cara tersendiri untuk menghormati dan memuliakan gurunya. “Semua santri itu punya gaya dan cara masing-masing untuk memuliakan guru-guru mereka,” tulis fanspage tersebut.

Gus Iqdam sendiri pernah menjelaskan hal ini. Ia pernah berkata, “Wes upload-en, aku ben dilokne biasane (Sudah, upload saja, aku biar dihina). Disuruh sabar sama ustaz yang naik Lamborghini. Komentarnya orang-orang kan biasanya kayak gitu. Padahal Anda itu nggak paham. Semua santri itu punya gaya dan cara masing-masing untuk memuliakan guru-guru mereka. Lah kita cuma nonton di sosial media, habis itu langsung pidato kayak gini: Ya Allah ini ustaz duniawi,” ungkap Gus Iqdam.

Ia juga menambahkan bahwa mobil-mobil mewah tersebut merupakan sponsor dari para penggemarnya. Ini menjadi penjelasan atas kepemilikan mobil mewah yang dimilikinya.

Penjelasan Lebih Lanjut Mengenai Gaya Hidup

Gus Iqdam juga menjelaskan alasannya kurang nyaman menggunakan motor untuk perjalanan jauh. Ia berseloroh, “Lha menurut Anda semua kiai harus melarat? Aku Blitar Purworejo disuruh naik NMax atau PCX, ya kesemutan nanti lato-latoku. Masak aku harus disuruh naik vespanya Kaji Gino? Heh? Lha kena stroke nanti,” Ungkapan ini menunjukkan perspektif Gus Iqdam terhadap gaya hidupnya.

Pernyataan ini tentunya memicu perdebatan lebih lanjut. Apakah kesederhanaan selalu identik dengan keulamaan? Atau apakah kemewahan selalu bertentangan dengan nilai-nilai keagamaan? Pertanyaan-pertanyaan ini masih menjadi bahan perbincangan dan memerlukan pemahaman yang lebih luas dari berbagai perspektif.

Perbedaan gaya hidup antara Gus Iqdam dan Gus Baha menunjukkan bahwa tidak ada satu standar kesederhanaan dalam beragama. Keduanya tetap memiliki pengikut dan masing-masing memiliki cara untuk menebarkan nilai-nilai agama sesuai dengan keyakinan dan pemahaman mereka.

Kesimpulannya, perbandingan gaya hidup Gus Iqdam dan Gus Baha lebih kepada perbedaan persepsi dan preferensi pribadi. Tidak ada yang salah atau benar secara mutlak, selama tetap berpegang teguh pada ajaran agama dan tidak menyimpang dari nilai-nilai kebaikan.

Also Read

Tags