Diabetes melitus tipe 2, jika kadar gula darahnya tidak terkontrol, dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, salah satunya penyakit ginjal kronis (PGK). PGK merupakan gangguan fungsi ginjal yang berlangsung lebih dari tiga bulan. Penyakit ini seringkali tidak menunjukkan gejala spesifik, sehingga banyak penderita baru menyadari kondisinya ketika sudah memasuki stadium lanjut.
Menurut dr. Tunggul D. Situmorang Sp.PD-KGH, penderita diabetes melitus memiliki risiko tiga kali lipat lebih tinggi untuk menderita PGK. Data tahun 2021 menunjukkan angka yang mengkhawatirkan: 190 juta orang dewasa dengan PGK juga mengidap diabetes melitus. Lebih mengejutkan lagi, dua dari lima pasien diabetes bahkan tidak menyadari bahwa mereka juga menderita PGK.
Hari Ginjal Sedunia, yang diperingati setiap minggu kedua bulan Maret, menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama penderita diabetes, akan pentingnya deteksi dini PGK. Deteksi dini dapat mencegah perburukan penyakit dan komplikasi yang lebih serius.
Gejala dan Stadium PGK
Meskipun seringkali tanpa gejala, beberapa tanda PGK dapat meliputi produksi urine kurang dari 400 ml per hari (normalnya sekitar 1500 ml), pembengkakan pada kulit, darah dalam urine, dan gangguan elektrolit. Penting untuk diingat bahwa munculnya gejala-gejala ini biasanya menandakan PGK sudah berada pada stadium lanjut.
PGK terbagi menjadi lima stadium. Stadium akhir, yaitu stadium kelima, disebut gagal ginjal. Pada stadium ini, ginjal sudah tidak mampu lagi menyaring darah dan sisa metabolisme tubuh, sehingga memerlukan dialisis atau cuci darah untuk mempertahankan hidup.
Mencegah dan Memperlambat Perburukan PGK
Berita baiknya, sekitar 80 persen kasus PGK dapat dicegah atau diperlambat dengan intervensi yang tepat dan deteksi dini. Deteksi dini dapat dilakukan melalui pemeriksaan sederhana, seperti pemeriksaan urine untuk mendeteksi kebocoran protein (albumin-kreatinin urine) dan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar ureum dan kreatinin.
Pengendalian faktor risiko juga sangat penting dalam memperlambat perburukan PGK. Hal ini meliputi pengendalian tekanan darah, pengaturan asupan makanan yang sehat dan seimbang, serta manajemen gula darah yang ketat. Tiga faktor utama yang mempercepat perburukan PGK adalah peningkatan tekanan darah, kadar gula darah yang tinggi, dan inflamasi serta fibrosis ginjal.
Terapi Inovatif untuk PGK
Tersedia obat-obatan inovatif yang dapat membantu menghambat perkembangan PGK. Salah satu contohnya adalah Finerenone, yang bekerja dengan menghambat reseptor mineralokortiokid. Aktivasi berlebih dari reseptor ini berkontribusi terhadap peradangan dan kerusakan ginjal.
Finerenone direkomendasikan dalam pedoman klinis internasional dan telah disetujui oleh Badan POM di Indonesia. Obat ini dapat diberikan pada pasien PGK stadium tiga. Namun, perlu diingat bahwa obat ini belum ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
Pentingnya edukasi kesehatan kepada masyarakat dan tenaga medis mengenai PGK dan pengobatannya sangatlah krusial. Upaya pencegahan dan deteksi dini tetap menjadi kunci utama dalam melawan penyakit ini dan meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes.
Poin-poin Penting yang Perlu Diingat:
Informasi tambahan: Pentingnya konsultasi rutin dengan dokter spesialis ginjal atau dokter keluarga untuk pemantauan kesehatan ginjal, terutama bagi penderita diabetes. Selain itu, gaya hidup sehat, seperti olahraga teratur dan pola makan bergizi, juga berperan penting dalam menjaga kesehatan ginjal.