Menteri Kebudayaan Fadli Zon melakukan kunjungan kerja ke Nusa Tenggara Timur (NTT) dan mengunjungi Situs Gua Jepang Bukit Futusuba. Situs bersejarah ini terletak sekitar 8 kilometer dari Bandar Udara El Tari, Kupang, di Desa Baumata, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang.
Kompleks gua ini merupakan bukti nyata pendudukan Jepang di Timor Barat selama Perang Dunia II. Situs ini menyimpan nilai sejarah yang penting bagi pemahaman konflik global tersebut.
Penelitian Mendalam dan Penetapan Cagar Budaya
Fadli Zon menekankan perlunya penelitian lebih lanjut mengenai Situs Gua Jepang Bukit Futusuba.
Hal ini penting untuk memahami lebih dalam peristiwa Perang Dunia II di wilayah Pasifik, khususnya di Pulau Timor.
Ia menginstruksikan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XVI untuk melakukan kajian guna pengajuan penetapan sebagai cagar budaya tingkat Kabupaten, dan selanjutnya ke tingkat Nasional.
Selain penelitian, perlu juga dilakukan penguatan struktur gua untuk menjaga kelestariannya dari kerusakan.
Kerjasama Internasional dan Revitalisasi Situs
Fadli Zon menyarankan kerja sama dengan Jepang untuk revitalisasi situs.
Indonesia memiliki nota kesepahaman (MoU) dengan Jepang terkait repatriasi kerangka tentara Jepang. Kerjasama ini dapat diperluas untuk mencakup revitalisasi situs bersejarah ini.
Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma, merespon positif usulan tersebut. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT akan berkolaborasi dengan BPK Wilayah XVI untuk merealisasikannya.
Pentingnya Kerja Sama dan Peningkatan Kapasitas Lokal
Dalam kunjungannya, Fadli Zon juga berdiskusi dengan BPK Wilayah XVI NTT.
Kepala BPK XVI, Haris Budiharto, memaparkan berbagai tantangan dalam pelestarian cagar budaya di NTT, termasuk pentingnya peran serta masyarakat.
Fadli Zon menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam pengelolaan kebudayaan, termasuk mendorong kerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri.
Ia juga menyoroti pentingnya riset untuk mendukung diplomasi budaya, serta rencana repatriasi patung penenun kuno dari Australia.
Fadli Zon juga mendorong pemanfaatan Dana Indonesiana untuk mendukung festival budaya di NTT dan menekankan pentingnya peningkatan kapasitas Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) di daerah.
Ia berharap BPK XVI dapat memberikan dampak signifikan terhadap pelestarian budaya di NTT, bukan hanya untuk merawat masa lalu, tetapi juga menata masa depan.
Kunjungan Fadli Zon ke Situs Gua Jepang Bukit Futusuba menunjukkan komitmen pemerintah dalam pelestarian warisan budaya dan pentingnya kolaborasi berbagai pihak, baik dalam negeri maupun internasional, untuk mencapai tujuan tersebut. Harapannya, situs bersejarah ini dapat menjadi destinasi wisata edukatif yang berkelanjutan, memperkaya khazanah budaya Indonesia.