Misteri Surutnya Semburan Air di Sampang: Gas Habis, Air Tak Lagi Muncrat

Asa Ardiana

Misteri Surutnya Semburan Air di Sampang: Gas Habis, Air Tak Lagi Muncrat

Sampang – Semburan air setinggi 20 meter di Dusun Tonaung, Desa Pandan, Omben, Sampang, yang sempat menghebohkan warga, kini hanya menyisakan lubang bekas sumur bor. Air yang menyembur deras seperti tersedot kembali ke dalam bumi, meninggalkan lubang berdiameter 6 cm yang menganga tanpa air dan beraroma gas.

Rokib (35), pemilik sumur bor, menceritakan bahwa lubang sumur bor tidak banyak berubah, hanya bagian atas samping sumur sedikit tergerus. "Lubangnya tetap nggak melebar, cuma bagian atas sedikit melebar. Sekitar 10 cm saja," ungkap Rokib.

Misteri Surutnya Semburan Air di Sampang: Gas Habis, Air Tak Lagi Muncrat

Semburan air yang terjadi beberapa waktu lalu telah menyebabkan kerusakan pada atap rumahnya. Genting-genting pecah dan berlubang akibat terjangan batu yang terbawa semburan air. "Iya, asbes yang bolong-bolong itu terkena batu waktu pertama kali nyembur. Untungnya batunya sedikit dan tidak semua jatuh ke rumah," jelasnya.

Prof. Amien Widodo, pakar Geologi ITS, memberikan penjelasan ilmiah mengenai surutnya semburan air tersebut. Menurutnya, gas yang awalnya mendorong air untuk menyembur, kini telah habis. "Itu gas yang membuat air muncrat, habis seperti yang terlihat. Tidak lagi, karena gasnya habis sehingga air tidak bisa naik lagi," jelas Prof. Amien.

Indonesia, sebagai negara tropis, memiliki banyak lapisan batuan di bawah tanah yang mengandung gas. Lapisan gas ini terbentuk dari endapan bahan organik seperti pohon, daun, dan hewan yang terkubur selama jutaan tahun. "Lapisan gas ini umumnya berupa endapan lensa dengan jumlah gas sedikit," ungkapnya.

Ketika sumur bor menembus lapisan gas tersebut, air dan gas berbau belerang akan menyembur keluar. Namun, seiring waktu, gas akan habis dan semburan air akan berhenti. "Saat lapisan ini tertembus bor, maka akan keluar sebagai semburan air dan gas berbau belerang dan akan habis dengan sendirinya," ujar Prof. Amien.

Kejadian serupa, menurut Prof. Amien, sudah sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia. "Bisa di-googling semburan terjadi di Kalimantan, Sumatra, Jakarta, Jateng, Jatim dan lain-lain," pungkasnya.

Sebelumnya, sumur bor milik Rokib menyemburkan air setinggi 20 meter setelah dibor selama 38 hari. Pengeboran sempat dihentikan pada Kamis (1/8) malam karena tukang bor merasa sudah mencapai titik sumber air. Namun, pada Sabtu (3/8), air tiba-tiba menyembur dari dalam sumur, disertai bau menyengat seperti belerang dan suara desing angin seperti deru mesin pesawat.

Also Read

Tags

Topreneur