Topreneur – Kehadiran mobil-mobil murah asal China membuat industri otomotif Eropa ketar-ketir. Tak hanya Volkswagen yang terancam, Stellantis pun ikut merasakan dampaknya.
CEO Stellantis, Carlos Tavares, mengakui bahwa mereka telah mengambil langkah-langkah drastis untuk menghindari nasib serupa dengan Volkswagen. "Kami telah melakukan banyak hal yang tidak populer selama beberapa tahun terakhir untuk sebisa mungkin menghindari situasi serupa dengan Volkswagen," ungkap Tavares.
Tavares menambahkan, "Kami telah dikritik karena hal ini, karena mengambil keputusan yang…tidak selalu dipahami dengan baik." Menurutnya, kunci untuk bertahan adalah menjual kendaraan listrik dengan harga yang sama dengan model bensin tradisional.
Sebelumnya, Volkswagen mengumumkan rencana untuk menutup pabrik di Jerman, langkah yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Hal ini memicu spekulasi bahwa produsen mobil Eropa lainnya akan mengikuti jejak Volkswagen.
"Kami bekerja sangat keras untuk menghindari situasi itu dan masa depan akan menentukan apakah kami dapat menghindari masalah apa pun atau tidak, masih terlalu dini untuk mengatakannya saat ini," jelas Tavares.
Sejak tahun 2021, Stellantis telah memangkas hampir 20.000 pekerja di Eropa, sebagian besar melalui program pensiun dini. Langkah ini diambil sebagai respons atas persaingan yang semakin ketat dari produsen mobil China.
