Negara Non-Blok: Sejarah, Pendiri, dan Anggota Terbaru

Gerakan Non-Blok (GNB) atau Non-Aligned Movement (NAM) merupakan organisasi internasional yang berdiri di atas prinsip kenetralan. Berbeda dengan negara-negara yang beraliansi dengan Blok Barat atau Blok Timur selama Perang Dingin, GNB memilih untuk tidak memihak kepada kekuatan besar mana pun.

Indonesia, sebagai salah satu pendiri GNB, memainkan peran kunci dalam menjaga perdamaian dunia. Saat ini, GNB telah berkembang pesat dan memiliki lebih dari 120 negara anggota.

Sejarah Gerakan Non-Blok: Munculnya Kekuatan Ketiga

Setelah Perang Dunia II (1945), dunia terpecah menjadi dua blok besar: Blok Barat (kapitalis) dan Blok Timur (komunis). Blok Barat, yang dipimpin Amerika Serikat, dan Blok Timur, yang dipimpin Uni Soviet, saling bersaing memperebutkan pengaruh global.

Persaingan ini memicu Perang Dingin, suatu periode ketegangan geopolitik yang berlangsung selama beberapa dekade. Namun, sejumlah negara memilih untuk tidak terlibat dalam konflik ini.

Mereka menolak untuk tunduk pada pengaruh salah satu blok, memilih jalan netralitas. Inilah yang kemudian menjadi dasar pembentukan Gerakan Non-Blok.

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pertama GNB digelar di Beograd, Yugoslavia, pada 1-6 September 1961, menandai lahirnya organisasi ini secara resmi.

Tokoh Pendiri dan Tujuan Gerakan Non-Blok

Lima tokoh berpengaruh dari lima negara berbeda menjadi pelopor GNB.

  • Presiden Sukarno (Indonesia)
  • PM Pandit Jawaharlal Nehru (India)
  • Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir)
  • Presiden Kwame Nkrumah (Ghana)
  • Presiden Josip Broz Tito (Yugoslavia)

Tujuan utama GNB adalah memperjuangkan hak menentukan nasib sendiri bagi setiap negara.

Mereka juga berkomitmen untuk melawan imperialisme, kolonialisme, dan neo-kolonialisme, serta mempromosikan perdamaian dunia.

Tujuan lainnya mencakup penentangan terhadap apartheid, perlucutan senjata, dan kerjasama internasional berdasarkan persamaan hak.

Peran Indonesia dalam Gerakan Non-Blok: Sebuah Warisan Diplomasi

Sebagai salah satu pendiri, Indonesia memiliki kontribusi signifikan dalam GNB.

  • Indonesia berperan penting dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) yang menjadi cikal bakal GNB.
  • Indonesia turut menjadi pengundang dalam KTT pertama GNB.
  • Indonesia menjadi tuan rumah dan ketua KTT GNB ke-10 pada tahun 1992 di Jakarta dan Bogor.
  • Indonesia aktif dalam membuka dialog Utara-Selatan, menjembatani hubungan negara berkembang dan negara maju.

Peran Indonesia ini mencerminkan komitmennya terhadap prinsip-prinsip GNB dan perdamaian dunia.

Kepemimpinan Indonesia dalam GNB telah diakui secara internasional.

Anggota Gerakan Non-Blok Saat Ini dan Masa Depan

Saat ini, GNB memiliki lebih dari 120 negara anggota dari berbagai benua.

KTT ke-19 GNB baru-baru ini diadakan di Kampala, Uganda pada Januari 2024, dengan Uganda memimpin organisasi tersebut hingga 2027.

Daftar negara anggota GNB mencakup negara-negara di Asia Pasifik, Afrika, Eropa, Amerika, dan Karibia.

Keanggotaan dalam GNB bukanlah sekadar keikutsertaan pasif, melainkan komitmen aktif untuk turut serta dalam pergerakan global tanpa memihak kepada kekuatan-kekuatan besar.

Harapannya, GNB akan terus memainkan peran penting dalam mendorong perdamaian dunia dan kemajuan berdasarkan persamaan hak di antara bangsa-bangsa.

Keberadaan GNB tetap relevan di era globalisasi yang penuh tantangan ini, menjadi bukti bahwa prinsip-prinsip kenetralan dan kerjasama internasional masih sangat dibutuhkan.

Topreneur
Exit mobile version