Ormas Ganggu Pembangunan Pabrik Raksasa BYD di Subang?

Redaksi

Pembangunan pabrik mobil listrik BYD di Subang, Jawa Barat, mengalami gangguan dari aksi premanisme dan organisasi masyarakat (ormas). Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, mengungkapkan hal ini setelah kunjungannya ke Shenzhen, China.

Kejadian ini menyoroti tantangan yang dihadapi investor asing di Indonesia, meskipun pemerintah tengah gencar menarik investasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Gangguan Premanisme Menghambat Pembangunan Pabrik BYD

Eddy Soeparno tidak menyebutkan nama ormas yang terlibat. Namun, ia menekankan pentingnya tindakan tegas pemerintah terhadap aksi premanisme tersebut.

Menurutnya, keamanan investasi merupakan hal fundamental agar investor asing merasa nyaman berinvestasi di Indonesia.

Ia berharap pemerintah segera menyelesaikan masalah ini untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif.

Dampak Negatif bagi Iklim Investasi di Indonesia

Kejadian ini berpotensi menimbulkan citra negatif bagi Indonesia di mata investor internasional.

Ketidakpastian keamanan investasi dapat membuat investor berpikir ulang untuk menanamkan modal di Indonesia.

Hal ini tentu akan berdampak buruk pada perekonomian Indonesia yang sedang berupaya meningkatkan daya saing global.

Respons Pemerintah dan PT BYD Motor Indonesia

Sampai saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah terkait gangguan premanisme di pembangunan pabrik BYD.

DetikOto telah menghubungi pihak PT BYD Motor Indonesia, namun belum mendapatkan tanggapan.

Tanggapan resmi dari kedua pihak sangat penting untuk memberikan klarifikasi dan solusi atas permasalahan ini.

Langkah-Langkah Antisipasi Kejadian serupa

Pemerintah perlu memperkuat penegakan hukum dan memberikan perlindungan bagi investor.

Peningkatan pengawasan dan kerjasama antara pemerintah dan pihak keamanan sangat diperlukan untuk mencegah kejadian serupa terulang.

Transparansi dan komunikasi yang efektif antara pemerintah, investor, dan masyarakat juga sangat penting untuk membangun kepercayaan dan mengurangi potensi konflik.

Investasi BYD di Indonesia terbilang signifikan, mencapai Rp 11,7 triliun dengan kapasitas produksi 150 ribu unit kendaraan listrik per tahun.

Pabrik ini rencananya akan mulai memproduksi pada awal 2026 dan saat ini sedang mencari pemasok lokal untuk memenuhi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).

Keberhasilan proyek ini penting bagi upaya Indonesia dalam mengembangkan industri kendaraan listrik dan mengurangi emisi karbon.

Mobil listrik BYD telah cukup populer di Indonesia, tercatat dalam 10 merek mobil terlaris pada Maret 2025 dengan penjualan 3.205 unit.

Beberapa model yang dipasarkan antara lain Dolphin, M6, Atto 3, Seal, Sealion 7, dan Denza D9 (mobil premium).

Kepopuleran BYD menunjukkan potensi pasar kendaraan listrik di Indonesia yang cukup besar.

Kejadian gangguan premanisme ini seharusnya menjadi perhatian serius bagi semua pihak. Tindakan tegas dan pencegahan yang efektif sangat diperlukan untuk memastikan keamanan dan kelancaran investasi asing di Indonesia, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Pemerintah perlu menunjukkan komitmennya dalam menciptakan iklim investasi yang aman dan kondusif, sehingga Indonesia tetap menjadi tujuan investasi yang menarik bagi investor baik domestik maupun mancanegara.

Also Read

Tags

Topreneur