Dunia berduka atas meninggalnya Paus Fransiskus pada usia 88 tahun. Kepergian pemimpin Gereja Katolik Roma ini meninggalkan jejak mendalam, tak hanya karena kepemimpinannya, tetapi juga karena kesederhanaannya yang luar biasa. Kesederhanaan tersebut terlihat jelas dalam pilihan kendaraan yang digunakannya selama bertahun-tahun memimpin.
Selama masa kepausannya, Paus Fransiskus dikenal menolak kemewahan dan lebih memilih menggunakan “mobil rakyat” saat kunjungan kenegaraan. Ia konsisten menunjukkan sikap anti-kemewahan dan dekat dengan rakyat.
Paus Fransiskus dan Pilihan Mobil Sederhana
Jauh sebelum menjadi Paus, Paus Fransiskus telah menunjukkan kecenderungannya untuk hidup sederhana. Hal ini terus berlanjut setelah ia terpilih menjadi pemimpin Gereja Katolik.
Pada awal masa kepausannya di tahun 2013, ia memilih menggunakan mobil tua untuk menyapa umat Katolik di Roma, alih-alih menggunakan Popemobile mewah yang biasanya digunakan para pendahulunya.
Salah satu mobil yang dipilihnya adalah Fiat Campagnola, sebuah Jeep Italia pasca perang. Mobil ini pernah digunakan oleh Paus Yohanes Paulus II sebelum peristiwa penembakan tahun 1981.
Keputusan ini bukan tanpa alasan. Paus Fransiskus ingin menghindari kesan mewah dan tetap dekat dengan rakyat.
Menjelajahi Dunia dengan “Popemobile” Sederhana
Kesederhanaan Paus Fransiskus dalam memilih kendaraan berlanjut selama kunjungan kenegaraan ke berbagai negara.
Pada tahun 2014, saat berkunjung ke Korea Selatan, ia memilih Kia Soul. Setahun kemudian, di Filipina, ia menggunakan Jeep lawas peninggalan Perang Dunia II.
Kunjungan ke Amerika Serikat pun diwarnai dengan penggunaan Fiat 500L, mobil yang nyaman namun tidak berlebihan.
Ia bahkan menggunakan Dacia Duster pada tahun 2019, kembali menegaskan komitmennya terhadap kesederhanaan.
Kesederhanaan di Indonesia dan Negara Lain
Di Indonesia, Paus Fransiskus memilih Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid. Lebih mengejutkan lagi, ia memilih duduk di baris depan, bersampingan dengan sopir, bukan di baris kedua seperti VVIP pada umumnya.
Petualangannya dengan “Popemobile” sederhana berlanjut ke Papua Nugini, dengan menggunakan Toyota Raize, SUV kompak yang dapat menampung lima orang.
Di Timor Leste, ia menggunakan Toyota Sienta, dan di Singapura, ia terlihat menggunakan Hyundai Ioniq 5.
Walaupun menggunakan mobil modern di Singapura, pilihan-pilihan mobilnya sebelumnya tetap mencerminkan kesederhanaan yang menjadi ciri khasnya.
Kepergian Paus Fransiskus meninggalkan duka mendalam bagi umat Katolik di seluruh dunia. Namun, warisan kesederhanaannya akan selalu dikenang dan menjadi teladan bagi banyak orang.
Selamat jalan, Paus Fransiskus. Kesederhanaan dan dedikasimu akan selalu menginspirasi.