Perang Harga Ancam Masa Depan Mobil Listrik China

Asa Ardiana

Perang Harga Ancam Masa Depan Mobil Listrik China

Beijing – Meskipun penjualan mobil listrik di China melesat, mencapai lebih dari setengah dari total penjualan mobil baru di negara tersebut, bayang-bayang kebangkrutan justru menghantui para produsen kendaraan listrik (EV) di Negeri Tirai Bambu. Persaingan harga yang semakin sengit menjadi biang keladi dari krisis yang mengancam industri ini.

Hanya dua perusahaan lokal, BYD dan Li Auto, yang mampu bertahan dengan keuntungan, sementara sekitar 30 pesaing lainnya tertekan untuk menutup kerugian. Meskipun penjualan di pasar otomotif terbesar di dunia ini menjanjikan, diskon besar-besaran yang dilakukan para produsen justru menggerogoti profitabilitas mereka.

Data terbaru menunjukkan tiga produsen EV, Xpeng, Zeekr Intelligent Technology, dan Leapmotor, mencatatkan kerugian gabungan sebesar 42,9 miliar yuan (sekitar USD6 miliar) pada kuartal kedua tahun ini. Angka ini memang lebih rendah dibandingkan dengan kerugian tahun lalu yang mencapai 53,5 miliar yuan, namun tetap menjadi sinyal bahaya.

Para pengamat khawatir, perang harga yang semakin agresif dapat berujung pada kehancuran industri EV China.

“Diskon yang terus menerus dapat melumpuhkan industri ini,” ujar seorang analis yang enggan disebutkan namanya.

Pertumbuhan penjualan EV di China memang pesat. Pada bulan Juli, penjualan EV murni dan hibrida plug-in mencapai 878.400 unit, meningkat 36,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Angka ini menjadikan EV sebagai tulang punggung penjualan mobil di China, dengan kontribusi mencapai 51,1 persen dari total penjualan.

Namun di balik angka penjualan yang menawan, tersembunyi ancaman serius bagi kelangsungan hidup para produsen EV. Tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana menyeimbangkan pertumbuhan penjualan dengan profitabilitas.

China, yang menyumbang lebih dari 60 persen penjualan EV global, kini berada di persimpangan jalan. Perang harga yang tak kunjung usai dapat menjadi bumerang yang menghancurkan mimpi besar industri EV China.

Also Read

Tags

Topreneur