Perebutan Kekayaan: Sengketa Sengit Keluarga Kwek, Taipan Properti Singapura

Perseteruan sengit mengguncang kerajaan bisnis keluarga Kwek di Singapura, melibatkan taipan properti Kwek Leng Beng dan putranya, Sherman Kwek. Konflik ini berpusat di City Developments Limited (CDL), perusahaan real estat raksasa yang dipimpin Kwek Leng Beng. Perselisihan ini telah menyebabkan penghentian sementara perdagangan saham CDL di bursa Singapura.

Kwek Leng Beng, selaku ketua eksekutif CDL, menuduh Sherman berupaya melakukan kudeta untuk mengambil alih kendali perusahaan. Ia telah mengajukan dokumen pengadilan untuk melawan langkah putranya dan berencana memecat Sherman dari jabatannya sebagai kepala eksekutif. Tuduhan ini dibantah keras oleh Sherman.

Rencana Pergantian CEO dan Tuduhan Kudeta

Kwek Leng Beng menyatakan akan mengganti Sherman “pada waktu yang tepat,” dengan menunjuk sepupunya, Kwek Eik Sheng, sebagai pengganti sementara. Ia menegaskan bahwa keputusan ini, walau berat sebagai seorang ayah, diperlukan untuk mengatasi dugaan upaya kudeta dan mengembalikan integritas CDL.

Puncak konflik ini diawali oleh email dari sekretaris perusahaan CDL pada 28 Januari 2025, mengajukan dua direktur independen tambahan. Kwek Leng Beng menganggap ini sebagai bagian dari strategi Sherman untuk menguasai perusahaan. Perseteruan ini menimbulkan pertanyaan serius tentang tata kelola perusahaan di CDL.

Bantahan Sherman Kwek dan Dampak Perseteruan

Setelah sidang pada Rabu (26/2/2025), kedua direktur baru tersebut sepakat untuk menahan diri dari menjalankan kewenangan mereka sampai ada keputusan lebih lanjut. Sherman, yang masih menjabat sebagai kepala eksekutif, menyatakan kekecewaannya atas tindakan ayahnya dan membantah tuduhan tersebut. Ia menekankan bahwa usulan perubahan bertujuan untuk meningkatkan standar tata kelola perusahaan, bukan untuk menggulingkan ayahnya.

Perseteruan ini bukan hanya masalah keluarga, tetapi juga berdampak luas pada pasar saham dan citra CDL. Penghentian perdagangan saham CDL menunjukkan betapa seriusnya konflik ini dan ketidakpastian yang ditimbulkannya bagi investor. Kejelasan dan transparansi dalam penyelesaian konflik ini sangat penting untuk memulihkan kepercayaan investor.

Dinamika Kekuasaan dan Warisan Bisnis Keluarga Kwek

Kwek Leng Beng mengambil alih CDL pada tahun 1971 bersama ayah dan saudaranya, saat perusahaan sedang mengalami kesulitan keuangan. Setelah kematian ayahnya pada tahun 1995, ia memimpin CDL hingga menjadi perusahaan properti besar dengan lebih dari 160 properti di berbagai negara. Kini, konflik internal ini mengancam warisan bisnis yang telah dibangun selama beberapa dekade.

Konflik ini juga menyoroti dinamika kekuasaan dan persaingan dalam keluarga bisnis besar. Seringkali, pergantian kepemimpinan dalam bisnis keluarga melibatkan konflik kepentingan dan perebutan pengaruh. Kasus Kwek ini menjadi studi kasus yang menarik untuk menganalisis tantangan dalam menjaga harmoni keluarga dan keberlanjutan bisnis keluarga.

Lebih lanjut, peristiwa ini bisa jadi pelajaran berharga bagi perusahaan-perusahaan besar lainnya, terutama yang dikelola secara turun-temurun. Pentingnya perencanaan suksesi yang matang dan sistem tata kelola perusahaan yang kuat untuk mencegah konflik internal yang merugikan semua pihak menjadi amat penting.

Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana konflik ini akan diselesaikan dan apa dampak jangka panjangnya bagi CDL dan keluarga Kwek. Apakah akan ada penyelesaian damai atau pertempuran hukum yang panjang? Hanya waktu yang akan menjawabnya. Namun yang jelas, perseteruan ini telah mengungkap sisi gelap dari dunia bisnis, di mana keluarga dan kekuasaan saling beradu.

Exit mobile version