Jakarta – Keputusan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus menuai kritik tajam dari berbagai kalangan. Salah satunya datang dari Ustaz Hilmi Firdausi, dai kondang yang dikenal vokal dalam menyuarakan isu-isu sosial dan politik.
Melalui akun media sosialnya, Hilmi Firdausi secara terang-terangan mempertanyakan komitmen PKS yang selama ini dikenal sebagai partai yang konsisten menolak politik dinasti. Ia menilai, bergabungnya PKS dengan KIM Plus, yang di dalamnya terdapat partai-partai yang dianggap sarat dengan politik dinasti, merupakan sebuah pengkhianatan terhadap nilai-nilai yang selama ini diusung PKS.
"Masih ada waktu, belum terlambat. Dear PKS, kembalilah bersama umat," tulis Hilmi Firdausi dalam akun media sosialnya, disertai emoji hati berwarna merah.
Pernyataan Hilmi Firdausi ini menjadi sorotan publik. Banyak yang menilai bahwa PKS memang tengah menghadapi dilema politik yang pelik. Di satu sisi, PKS ingin tetap berada di dalam gelanggang politik dan memiliki pengaruh dalam pemerintahan. Di sisi lain, PKS harus menjaga komitmennya terhadap nilai-nilai yang diusungnya selama ini.
Publik pun menantikan respon PKS terhadap pernyataan Hilmi Firdausi. Apakah PKS akan tetap bertahan di dalam koalisi yang dianggap bertentangan dengan nilai-nilai yang diusungnya, atau akan kembali ke "jalan yang benar" dan berjuang bersama umat?
