Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, menekankan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) untuk mendorong reindustrialisasi dan daya saing ekonomi Indonesia.
Rendahnya Human Capital Index Indonesia (0,540) dan ketidaksesuaian pendidikan dengan kebutuhan industri menjadi tantangan utama yang harus segera diatasi.
Tantangan Ketenagakerjaan di Indonesia
Indonesia menghadapi tantangan besar dalam hal kesiapan SDM menghadapi era industri masa depan.
Indeks Human Capital yang rendah menunjukkan perlunya peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan industri.
Rendahnya Human Capital Index
Human Capital Index Indonesia yang berada di bawah rata-rata ASEAN (0,540) menjadi indikator penting perlunya peningkatan kualitas SDM secara signifikan.
Hal ini menunjukkan kesenjangan antara kualitas SDM Indonesia dengan negara-negara ASEAN lainnya.
Keselarasan Pendidikan dan Industri
Ketidaksesuaian antara pendidikan dan kebutuhan industri menyebabkan banyak lulusan sulit terserap di pasar kerja.
Kurikulum pendidikan perlu direvisi agar lebih relevan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan industri masa depan.
Strategi Kemnaker dalam Meningkatkan Kualitas SDM
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menerapkan tiga strategi utama untuk mengatasi tantangan tersebut.
Ketiga strategi ini fokus pada revitalisasi pelatihan, peningkatan produktivitas, dan penyusunan kurikulum berbasis proyeksi kebutuhan tenaga kerja.
Revitalisasi Balai Latihan Kerja (BLK)
BLK akan direvitalisasi menjadi pusat pelatihan modern yang berbasis project-based learning.
Fokus pelatihan akan diarahkan pada keterampilan digital dan teknologi masa depan, seperti AI, IoT, dan Big Data.
Gerakan Nasional Produktivitas
Program Gerakan Nasional Produktivitas melibatkan dunia industri dan asosiasi profesional.
Tujuannya untuk mempercepat pencetakan SDM unggul dan kompetitif di kancah global.
Pengembangan Sistem Employment Outlook
Sistem Employment Outlook memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja masa depan.
Sistem ini menjadi acuan dalam penyusunan kurikulum pendidikan nasional agar lulusan lebih relevan dan siap kerja.
Kolaborasi untuk Reindustrialisasi yang Berkelanjutan
Yassierli menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, industri, dan institusi pendidikan.
Kolaborasi tersebut sangat penting untuk mewujudkan reindustrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan.
Pemerintah berperan sebagai orkestrator, sementara keberhasilannya bergantung pada sinergi semua pihak yang terlibat.
Dengan strategi yang komprehensif dan kolaborasi yang kuat, Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kualitas SDM dan memperkuat daya saing ekonominya di masa depan.