Shanghai vs Jakarta: Trotoar Jadi Parkiran Motor Liar?

Redaksi

Fenomena unik terlihat di trotoar-trotoar Shanghai, Tiongkok. Sepeda motor dan sepeda listrik parkir di sana, membuat pemandangan yang mengingatkan kita pada kondisi di beberapa kota besar di Indonesia.

Kondisi ini diamati oleh tim redaksi detikOto saat kunjungan ke Shanghai pada Senin (21/4). Keberadaan kendaraan roda dua yang terparkir di trotoar, bahkan di area yang sempit, sangat mencolok.

Parkir Liar di Trotoar Shanghai: Mirip Jakarta?

Di sepanjang jalan di area Hongqiao, misalnya, motor-motor terparkir rapi di trotoar. Yang menarik, banyak pemilik kendaraan meninggalkan jaket dan sarung tangan mereka di atas motor.

Tidak hanya warga biasa, kurir makanan dan barang pun turut memarkir kendaraannya di area pejalan kaki. Hal ini menciptakan suasana yang cukup ramai dan sedikit semrawut di sepanjang trotoar.

Kendaraan roda dua, terutama skuter, memang menjadi pemandangan umum di jalan-jalan Shanghai. Mereka berbaur dengan kendaraan lain, menciptakan dinamika lalu lintas yang khas.

Motor parkir di trotoar Shanghai.

Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

Regulasi dan Kebiasaan Masyarakat

Betsy, seorang pemandu wisata berusia 33 tahun, menjelaskan bahwa tidak semua trotoar di Shanghai diperbolehkan untuk parkir. Hanya trotoar yang cukup lebar dan diberi marka khusus yang diizinkan.

Namun, masih banyak warga yang mengabaikan aturan tersebut. Betsy menjelaskan, “Orang-orang di sini yang naik skuter menganggap dirinya sebagai pejalan kaki. Maka mereka kadang lewat trotoar dan parkir di sana. Tapi kalau trotoarnya ada garis, tidak apa-apa,” ujarnya.

Tren penggunaan skuter listrik yang meningkat pesat di Shanghai turut berkontribusi pada masalah ini. Harga skuter listrik yang terjangkau, mulai dari Rp 3 jutaan, menjadi daya tarik utama. Sementara, biaya kepemilikan motor bensin jauh lebih mahal.

Tidak hanya skuter listrik, sepeda listrik pun banyak diparkir sembarangan di trotoar. Kondisi ini sudah menjadi pemandangan umum di kota metropolitan tersebut.

Motor parkir di trotoar Shanghai.

Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

Jumlah Kendaraan Roda Dua dan Dampaknya

Berdasarkan data dari Sixthone, kendaraan roda dua masih menjadi pilihan utama mobilitas warga Tiongkok. Jumlah skuter di Tiongkok bahkan mencapai 350 juta unit pada tahun 2022.

Angka ini hampir dua kali lipat jumlah kendaraan roda empat. Tingkat kesejahteraan yang terus meningkat tidak selalu berbanding lurus dengan kemampuan masyarakat untuk memiliki mobil pribadi.

Keterjangkauan dan fleksibilitas skuter menjadikannya pilihan ideal untuk perjalanan jarak pendek dan menengah. Hal ini menjelaskan mengapa kendaraan roda dua masih mendominasi jalanan di Tiongkok.

Meskipun demikian, Mandarin Inn menekankan bahwa skuter listrik tidak boleh menggunakan jalur pejalan kaki. Mereka memiliki jalur khusus yang telah disediakan. Pelanggaran dapat dikenakan denda hingga 50 yuan atau sekitar Rp 100.000.

Kesimpulannya, fenomena parkir motor dan skuter listrik di trotoar Shanghai menyoroti kompleksitas antara kebutuhan mobilitas perkotaan, regulasi, dan kebiasaan masyarakat. Meskipun terdapat aturan yang mengatur, penerapannya masih menjadi tantangan.

Perbedaan budaya dan kondisi ekonomi masyarakat juga perlu dipertimbangkan dalam memahami fenomena ini. Pemerintah perlu mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah ini tanpa mengabaikan kebutuhan mobilitas warga.

Also Read

Tags

Topreneur