Surabaya – Rahdisty Syawalia Yogi, siswi kelas XI SMAN 17 Surabaya, telah mengharumkan nama Jawa Timur di kancah nasional. Adis, sapaan akrabnya, terpilih menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibra) untuk upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-79 di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.
Prestasi Adis ini membuat bangga seluruh civitas akademika SMAN 17 Surabaya. Elis Ristyorini, Kepala Sekolah SMAN 17 Surabaya, mengungkapkan rasa haru dan bangga atas keberhasilan Adis. "Momen pengibaran bendera saat upacara kemerdekaan adalah momen sakral. Upacara di IKN tahun ini juga merupakan yang pertama kali digelar," ujar Elis.
Adis dikenal sebagai sosok yang aktif dan berdedikasi tinggi. Ia aktif dalam ekstrakurikuler voli dan paskibra, serta memiliki fisik yang prima. Disiplin dan tepat waktu menjadi ciri khasnya. "Dia juga ramah, tekun, dan rajin saat di sekolah. Prestasinya tidak hanya di bidang non akademik, tapi juga di bidang akademik," tambah Elis.
Elis juga mengungkapkan bahwa Adis selalu aktif dalam pembelajaran di kelas. "Guru-gurunya mengatakan bahwa Adis tidak pernah mengalami kesulitan dalam pelajaran. Jika ada tugas atau tes yang terlewat, dia selalu bertanya dan segera mengerjakannya," jelasnya.
Pihak sekolah memberikan dukungan penuh kepada Adis, mulai dari dispensasi pembelajaran hingga komunikasi aktif dengan orang tuanya. "Rahdisty adalah anak didik kami di sekolah, tapi di rumah dia adalah anak dari orang tuanya. Orang tuanya sangat mendukung dan kami selalu berkomunikasi untuk memberikan dukungan terbaik," tutur Elis.
Sebelum berangkat ke IKN, Adis telah melalui serangkaian proses seleksi yang ketat, mulai dari tingkat kota, provinsi, hingga nasional. Selama proses seleksi dan persiapan upacara kemerdekaan, Adis tetap berkomunikasi dengan guru dan teman-temannya. "Dia masih aktif berkomunikasi dan memberikan kabar kepada kami," ungkap Elis.
Keberhasilan Adis menjadi anggota Paskibra di IKN diharapkan dapat menjadi motivasi bagi pelajar lainnya. "Prestasi Adis ini juga memotivasi guru-guru dan tenaga kependidikan di SMAN 17 Surabaya. Kita memiliki berlian yang bisa diasah dan dikembangkan," tegas Elis.
