Surabaya Dilanda Kejahatan, Sosiolog: Penegakan Hukum Lemah, Masyarakat Pun Tertular!

Asa Ardiana

Surabaya Dilanda Kejahatan, Sosiolog: Penegakan Hukum Lemah, Masyarakat Pun Tertular!

Surabaya, Topreneur – Kejahatan di Surabaya masih merajalela. Begal, jambret, hingga kelompok gangster menghantui warga, tak pandang bulu mengincar siapapun, termasuk kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan disabilitas.

Prof. Dr. Bagong Suyanto, pakar sosiologi dari Universitas Airlangga, melihat fenomena ini sebagai bukti lemahnya penegakan hukum di kota Pahlawan. "Peluang kejahatan terbuka lebar di Surabaya. Jumlah aparat penegak hukum tak sebanding dengan luas wilayah yang harus dijaga. Ini menjadi ‘lumbung’ bagi para pelaku kejahatan," tegas Bagong saat dihubungi Topreneur, Kamis (22/8/2024).

Surabaya Dilanda Kejahatan, Sosiolog: Penegakan Hukum Lemah, Masyarakat Pun Tertular!

Bagong menekankan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga keamanan. "Pendekatan community support system sangat diperlukan. Polisi tak bisa bekerja sendirian, mereka butuh dukungan komunitas lokal untuk membangun rasa peduli terhadap hukum," jelasnya.

Menurutnya, masyarakat yang apatis terhadap hukum akan mudah terprovokasi untuk melakukan tindakan main hakim sendiri saat menghadapi kejahatan. "Saat ini, kekerasan begal semakin brutal. Mereka sadar resiko dihakimi massa, sehingga mengancam korban dengan cara yang lebih kejam untuk menaklukkan mereka," ungkap Bagong.

Bagong juga menunjuk gelombang PHK massal dan sulitnya akses pekerjaan sebagai pemicu maraknya kejahatan. "Banyak orang terpaksa mencari nafkah di sektor informal, baik legal maupun ilegal. Maraknya begal tak bisa dilepaskan dari kondisi ekonomi yang semakin sulit," jelasnya.

Ironisnya, masyarakat cenderung menolak eks pelaku kejahatan untuk bekerja di sektor formal. Hal ini mendorong mereka kembali ke dunia kriminal. "Mereka sulit diterima di pekerjaan lama, akhirnya kembali ke habitat lama dan semakin lihai dalam melakukan kejahatan. Resedivis perlu pengawasan khusus, harus ada pihak yang menjamin masa depan mereka," pungkas Bagong.

Kejahatan di Surabaya menjadi alarm bagi semua pihak. Penegakan hukum yang lemah, apatisme masyarakat, dan kondisi ekonomi yang sulit menjadi kombinasi mematikan yang melahirkan kejahatan. Solusi komprehensif dibutuhkan untuk meredam gelombang kejahatan yang semakin mengkhawatirkan ini.

Also Read

Tags

Topreneur