Takut ke Dokter Kandungan Pria? Cari Solusi Aman & Nyaman

Redaksi

Kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh dokter kandungan di Garut baru-baru ini menimbulkan keresahan di masyarakat. Banyak perempuan yang merasa khawatir dan enggan menjalani pemeriksaan USG dengan dokter kandungan pria.

Ketakutan ini beralasan, mengingat betapa pentingnya memastikan keamanan dan kenyamanan pasien selama proses pemeriksaan. Namun, berdasarkan keterangan ahli, ada beberapa indikasi yang dapat dikenali pasien jika dokter melanggar kode etik profesi.

Tanda-Tanda Dokter Kandungan Melanggar Etik

Salah satu indikator penting adalah pendampingan selama pemeriksaan. Semua tindakan medis, termasuk USG, seharusnya dilakukan dengan pendampingan perawat atau bidan.

Hal ini berlaku di semua fasilitas kesehatan, baik rumah sakit maupun klinik. Keberadaan pendamping memastikan adanya pengawasan dan mencegah tindakan yang tidak etis.

dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG, MKes, FICS, menekankan hak pasien untuk mempertanyakan prosedur jika tidak didampingi perawat atau bidan. Beliau bahkan menyatakan bahwa pemeriksaan ginekologi oleh dokter pria tanpa pendamping adalah hal yang tidak dibenarkan.

Menurut dr. Dara, keberadaan pendamping sangat penting untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, baik dari sisi dokter maupun pasien.

Di ruang praktik dokter kandungan, seharusnya selalu ada perawat atau bidan perempuan sebagai pendamping. Ini merupakan salah satu mekanisme untuk memastikan keamanan dan etika dalam praktik kedokteran.

Prosedur Pemeriksaan USG yang Benar

Pemeriksaan USG umumnya tidak memerlukan penggunaan dua tangan oleh dokter, kecuali untuk memposisikan perut pasien.

Sentuhan pada perut pasien pun hanya terbatas pada area di sekitar pusar, maksimal tiga hingga empat jari di atasnya.

Dokter umumnya menggunakan alat USG untuk memeriksa kondisi janin. Penggunaan tangan hanya bersifat minimal dan bertujuan untuk membantu memposisikan pasien agar hasil pemeriksaan optimal.

Penggunaan dua tangan oleh dokter selama pemeriksaan USG sangat jarang terjadi dan hanya dalam kondisi tertentu.

Jika dokter menggunakan dua tangan atau menyentuh area di luar batas yang disebutkan, hal tersebut patut dipertanyakan.

Mitos dan Fakta Pelecehan Seksual dalam Praktik Kedokteran

Kasus pelecehan seksual yang terjadi di Garut memiliki beberapa kejanggalan. Selain tidak adanya pendampingan, pelaku juga melakukan pemeriksaan di luar jam praktik.

Terungkap juga bahwa pelaku memiliki riwayat pelaporan kasus serupa sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa kasus tersebut bukanlah kejadian isolasi.

Oleh karena itu, penting untuk tidak langsung menggeneralisir semua dokter kandungan pria. Kasus di Garut merupakan kasus khusus dengan indikasi pelanggaran etik dan hukum yang jelas.

Penting bagi pasien untuk waspada dan mengenali tanda-tanda pelanggaran etik. Jangan ragu untuk melaporkan jika menemukan adanya indikasi pelecehan seksual.

Dengan meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan, kita dapat bersama-sama menciptakan lingkungan praktik kedokteran yang aman dan nyaman bagi semua pasien.

Kepercayaan antara dokter dan pasien merupakan hal yang sangat penting. Dengan menegakkan etika dan hukum, kita dapat menjaga kepercayaan tersebut dan memastikan keselamatan pasien.

Also Read

Tags

Topreneur