Tanggapan Gibran Tuai Kritik Pedas, Tsamara Amany Banjir Kecaman

Tsamara Amany, mantan kader PSI, menuai kontroversi setelah memberikan dukungan kepada Gibran Rakabuming Raka, cawapres nomor urut 2, pasca debat cawapres kedua di JCC Senayan, Minggu (21/1/2023). Dukungan tersebut menimbulka gelombang hujatan dari publik.

Tsamara berpendapat bahwa pemimpin muda seperti Gibran memiliki hak untuk bersuara kritis. Namun, ia menyoroti adanya standar ganda dalam menilai sikap kritis anak muda. Ia mengekspresikan ketidakadilan ini melalui cuitan di akun Twitternya.

“Kalau anak muda keras sedikit dinilai tidak sopan. Kalau anak muda menyerang, dianggap tidak beretika. Tapi kalau anak muda itu yang diserang? semua menuntut agar ia diam, menerima dan senyum saja. Baru ia dianggap santun. Adilkah?,” tulis Tsamara Amany di akun Twitternya.

Tsamara mengungkapkan pengalaman pribadinya mengenai kritikan yang ditujukan padanya saat ia bersikap kritis di masa lalu. Ia mengatakan hal yang sama dikatakan padanya: tidak sopan dan tidak beretika. Ia menyatakan memahami perasaan yang dialami Gibran.

Cuitan Tsamara tersebut diiringi dengan tautan ke postingan Twitter aslinya. Namun, banyak yang berpendapat bahwa Tsamara tidak memahami konteks dan kegundahan publik mengenai aksi Gibran di debat tersebut. Aksi Gibran dianggap sebagai gimik yang menimbulkan sentimen negatif.

Publik menilai aksi Gibran dalam debat cawapres tersebut kurang tepat dan tidak sesuai konteks. Hal ini memicu kecaman dan hujatan dari netizen di berbagai platform media sosial. Banyak yang menilai aksi tersebut lebih bersifat sandiwara daripada pernyataan politik yang berbobot.

Pernyataan Tsamara tentang standar ganda dalam menilai kritikan dari anak muda menarik perhatian, namun konteks debat cawapres dan aksi Gibran sendiri juga menjadi fokus kritik. Banyak yang mempersepsikan pernyataan Tsamara sebagai upaya membela aksi Gibran yang dianggap tidak tepat.

Debat cawapres sendiri merupakan bagian penting dalam proses demokrasi. Harapannya, debat ini memberikan informasi yang jelas dan bermanfaat bagi publik dalam memilih pemimpin. Namun, kejadian ini menunjukkan bahwa politik seringkali diwarnai oleh perdebatan dan persepsi yang berbeda-beda.

Kejadian ini menunjukkan kompleksitas dalam berbagai persepsi politik, di mana suatu aksi bisa dipandang berbeda oleh berbagai pihak. Hal ini menunjukkan pentingnya literasi politik yang baik bagi publik agar dapat memfilter informasi dengan bijak.

Secara keseluruhan, kasus ini menunjukkan betapa sensitifnya persepsi publik terhadap pernyataan politik, terutama jika berkaitan dengan figur-figur publik yang populer. Tsamara mungkin bermaksud membela hak anak muda untuk berpendapat, namun caranya justru menimbulkan kontroversi baru.

Exit mobile version