Tesla Menuai Badai Sempurna: Kesuksesan atau Bencana?

Redaksi

Tesla tengah menghadapi badai sempurna. Kebijakan tarif baru Donald Trump menambah deretan masalah yang dihadapi perusahaan milik Elon Musk.

Situasi ini menempatkan Musk dalam dilema. Kedekatannya dengan Trump berpotensi menjauhkan pelanggan yang menentang kebijakan politiknya, baik di Amerika Serikat maupun internasional. Sebaliknya, menjauh dari Trump bisa memicu kemarahan Gedung Putih.

Dilema Politik dan Ancaman Bisnis Tesla

Protes dan bahkan aksi vandalisme di showroom Tesla menunjukkan dampak langsung dari situasi politik ini terhadap citra perusahaan.

Musk sebelumnya telah mencanangkan rencana ambisius untuk armada robotaxi dan robot humanoid, yang diharapkan dapat menjadi penggerak utama pertumbuhan Tesla dan menjadikannya perusahaan paling berharga di dunia.

Namun, menurut Dan Ives, analis dari Wedbush Securities, kontroversi ini bisa berakibat fatal bagi Tesla jika Musk tetap mempertahankan keterlibatannya dengan pemerintahan Trump.

Ives bahkan menyarankan agar Musk mundur dari pemerintahan, fokus kembali pada Tesla, dan mengesampingkan kontroversi terkait mata uang kripto Dogecoin (DOGE).

Persaingan Ketat dan Dampak Tarif

Tesla juga menghadapi persaingan yang semakin ketat dari produsen mobil listrik lainnya, terutama di pasar China, yang merupakan salah satu pasar terbesar Tesla.

Persaidingan ini diperparah oleh perang tarif antara Amerika Serikat dan China. Situasi ini, menurut Ives, merupakan “mimpi buruk” bagi Tesla dan investornya.

Tarif, kontroversi DOGE, dan kerusakan citra merek, semuanya berkontribusi pada badai sempurna yang mengancam Tesla.

Tesla telah menghentikan pesanan Model S dan Model X yang diproduksi di California karena tarif balasan 125% dari China. Meskipun model ini hanya sebagian kecil dari total penjualan, Musk mengakui bahwa dampak biaya signifikan.

Keterlambatan Robotaxi dan Prospek Ke Depan

Musk sebelumnya gencar mempromosikan rencana peluncuran layanan ride-hailing tanpa pengemudi di Austin, Texas, yang dijadwalkan dimulai pada Juni.

Namun, hingga saat ini belum ada pembaruan. Saingan seperti Uber dan Waymo justru telah lebih dulu meluncurkan layanan serupa di kota tersebut.

Ives memperingatkan bahwa penundaan rencana robotaxi akan berdampak negatif pada saham Tesla.

Menurutnya, Tesla perlu segera memberikan kabar baik, terutama karena kinerja keuangan perusahaan di sisa tahun ini diprediksi tidak akan menggembirakan.

Kegagalan dalam rencana ambisius Musk dan dampak negatif dari kebijakan politik dapat mengakibatkan penurunan kepercayaan investor dan berujung pada kerugian finansial yang signifikan bagi Tesla.

Ke depannya, Tesla perlu fokus pada strategi mitigasi risiko, baik dari segi persaingan bisnis maupun dampak politik, untuk menjaga kelangsungan bisnis dan kepercayaan investor.

Also Read

Tags

Topreneur