China tengah menunjukkan kemajuan pesat di bidang kecerdasan buatan (AI), menantang dominasi Amerika Serikat. Beberapa gebrakan teknologi baru-baru ini telah menghebohkan dunia, menandakan ambisi China untuk menjadi pemimpin global dalam inovasi AI.
Tiga inovasi utama yang menjadi sorotan adalah DeepSeek, Manus AI, dan chip kuantum Zuchongzhi-3. Ketiga teknologi ini menunjukkan kapabilitas China dalam mengembangkan AI canggih dan infrastruktur pendukungnya, termasuk kemampuan komputasi kuantum yang signifikan.
Persaingan antara China dan AS dalam AI semakin intensif, terutama setelah AS menerapkan sanksi terhadap perusahaan-perusahaan teknologi China. Alih-alih terhambat, China justru meningkatkan investasi dan pengembangan teknologi domestiknya sendiri.
DeepSeek: Chatbot AI yang Mengguncang Dunia
DeepSeek adalah model AI dan aplikasi chatbot yang kemampuannya telah melampaui ekspektasi. Kecepatan dan akurasi dalam memberikan jawaban, menganalisis data, dan menghasilkan konten telah menarik perhatian pengguna di seluruh dunia.
Popularitas DeepSeek meningkat secara dramatis. Aplikasi ini menduduki peringkat teratas di Apple App Store dan Google Play Store di berbagai negara. Keberhasilan ini dianggap sebagai ancaman serius bagi chatbot AI terkemuka lainnya, seperti ChatGPT dan Gemini.
Dibangun oleh perusahaan rintisan High Flyer di Hangzhou, DeepSeek dikembangkan oleh Liang Wenfeng, sosok yang awalnya dikenal tertutup, namun kini menjadi sorotan di industri teknologi. High Flyer awalnya fokus pada analisis data keuangan, sebelum beralih ke pengembangan AI inovatif.
DeepSeek V3 dan DeepSeek R-1: Dua Model AI Canggih
DeepSeek memiliki dua model unggulan: DeepSeek V3 dan DeepSeek R-1. DeepSeek V3, diluncurkan pada Desember 2024, memiliki 671 miliar parameter, tetapi hanya mengaktifkan 37 miliar parameter per token, membuatnya efisien dalam penggunaan daya komputasi.
DeepSeek V3 mampu menyelesaikan berbagai tugas umum, mulai dari menjawab pertanyaan hingga menciptakan konten kreatif. Namun, keunggulan DeepSeek R-1 lah yang benar-benar mengejutkan dunia teknologi.
DeepSeek R-1, diluncurkan sebulan setelah V3, beroperasi dengan chip AI berspesifikasi rendah namun menghasilkan kemampuan yang andal dan efisien. Dikembangkan berbasis DeepSeek V3, R-1 memiliki kemampuan penalaran dan pemecahan masalah yang jauh lebih baik berkat teknik reinforcement learning.
Keunggulan utama DeepSeek R-1 terletak pada kemampuannya untuk menunjukkan proses berpikir sebelum sampai pada kesimpulan. Hal ini menunjukkan lompatan signifikan dalam kemampuan AI untuk menjelaskan logika di balik jawabannya, yang menjadikannya lebih transparan dan terpercaya.
Manus AI dan Zuchongzhi-3: Inovasi Pendukung AI
Selain DeepSeek, China juga mengembangkan Manus AI, yang meskipun detail informasinya masih terbatas, diperkirakan berperan penting dalam pengembangan dan pengaplikasian AI di berbagai sektor.
Zuchongzhi-3, chip kuantum dengan kemampuan 1 kuadriliun, merupakan infrastruktur penting yang mendukung perkembangan AI. Kemampuan komputasi kuantum yang luar biasa ini memungkinkan pengembangan model AI yang jauh lebih kompleks dan powerful.
Ketiga inovasi ini menunjukkan komitmen China yang kuat dalam pengembangan AI. Investasi besar-besaran, talenta yang mumpuni, dan strategi jangka panjang memungkinkan China untuk bersaing dan bahkan memimpin dalam perkembangan teknologi AI di masa depan.
Meskipun masih banyak tantangan yang harus dihadapi, kemajuan pesat China dalam AI menunjukkan perubahan peta persaingan global di bidang teknologi. Pertarungan hegemoni AI antara China dan AS akan semakin sengit, dan dampaknya akan dirasakan di seluruh dunia.