Tradisi Lamporan Kendeng: Warisan Budaya di Lereng Pegunungan

Redaksi

Tradisi Lamporan, sebuah ritual unik di lereng Pegunungan Kendeng, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, kembali digelar. Ratusan warga setempat turut serta dalam pawai obor yang meriah, menandai perayaan yang sarat makna.

Pawai obor ini bukan sekadar atraksi budaya semata. Tradisi Lamporan memiliki arti penting bagi masyarakat sekitar, sebagai bentuk penghormatan kepada alam dan doa untuk keselamatan.

Tradisi Lamporan: Mengusir Bala dan Menjaga Alam

Tradisi Lamporan di lereng Pegunungan Kendeng merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat setempat. Pawai obor yang dilakukan diyakini sebagai simbol untuk mengusir malapetaka dan menolak bala, terutama hama pertanian.

Acara ini juga menjadi momentum untuk mempererat persatuan dan solidaritas antarwarga. Berbagai kalangan, dari petani hingga seniman, turut berpartisipasi dalam perayaan ini.

Nyawiji Bumi: Perayaan Hari Kartini dan Hari Bumi

Tahun ini, Tradisi Lamporan diselenggarakan bertepatan dengan peringatan Hari Kartini dan Hari Bumi. Tema “Nyawiji Bumi” digunakan untuk menekankan pentingnya menjaga kelestarian alam.

Para peserta pawai obor tidak hanya melakukan ritual tradisional. Mereka juga menyuarakan keprihatinan terhadap ancaman lingkungan dan menyerukan pelestarian alam di Indonesia.

Partisipasi Masyarakat dan Pesan Pelestarian Lingkungan

Kehadiran ratusan peserta dari berbagai latar belakang menunjukkan tingkat kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Peserta terdiri dari perwakilan buruh, petani, peternak, nelayan, mahasiswa, santri, dan seniman dari berbagai wilayah di Jawa Tengah.

Dengan semangat kebersamaan, mereka menyatakan penolakan terhadap kebijakan yang merusak lingkungan. Pawai obor menjadi media untuk menyampaikan aspirasi dan mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan alam.

Pesan Utama Tradisi Lamporan

Tradisi Lamporan bukan hanya sekadar ritual. Lebih dari itu, acara ini mengajarkan pentingnya keselarasan antara manusia dan alam. Melalui tradisi ini, masyarakat menjaga kearifan lokal dan menanamkan kesadaran akan pentingnya pelestarian alam bagi generasi mendatang.

Pesan pelestarian alam yang disampaikan dalam tradisi ini sangat relevan dengan kondisi lingkungan saat ini. Semoga tradisi ini terus lestari dan menginspirasi upaya-upaya pelestarian alam di Indonesia.

  • Tradisi Lamporan sebagai bentuk penghormatan kepada alam dan doa untuk keselamatan.
  • Pawai obor sebagai simbol untuk mengusir malapetaka dan menolak bala, terutama hama pertanian.
  • Perayaan ini menjadi momentum untuk mempererat persatuan dan solidaritas antarwarga.
  • Tema “Nyawiji Bumi” menekankan pentingnya menjaga kelestarian alam.
  • Para peserta menyatakan penolakan terhadap kebijakan yang merusak lingkungan.

Gelaran Tradisi Lamporan di lereng Pegunungan Kendeng pada tanggal 21 April 2025 menjadi bukti nyata kearifan lokal yang mampu menyatukan tradisi dengan kesadaran lingkungan. Semoga semangat kebersamaan dan kepedulian terhadap alam yang ditunjukkan para peserta dapat menginspirasi upaya pelestarian lingkungan di seluruh Indonesia.

Keberhasilan acara ini diharapkan dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan. Tradisi Lamporan tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga menanamkan nilai-nilai penting bagi kehidupan berkelanjutan.

Also Read

Tags

Topreneur