Wall Street Naik Turun Jelang Data Inflasi AS, Apple Kena Pajak 13 Miliar Euro!

Mas Addy

Wall Street Naik Turun Jelang Data Inflasi AS, Apple Kena Pajak 13 Miliar Euro!

Topreneur Bursa saham AS, Wall Street, ditutup dengan pergerakan yang beragam pada perdagangan Selasa. Indeks S&P 500 berhasil memangkas kerugian dan ditutup lebih tinggi, didorong oleh kenaikan sektor teknologi. Namun, sektor energi dan keuangan justru mengalami pelemahan menjelang rilis data inflasi AS.

Indeks acuan S&P 500 naik 0,5%, Nasdaq Composite yang didominasi saham teknologi naik 0,8%, sementara Dow Jones Industrial Average yang terdiri dari 30 saham turun 92 poin atau 0,2%. Pergerakan saham yang cenderung melemah ini terjadi menjelang data indeks harga konsumen untuk bulan Agustus yang akan dirilis pada hari Rabu.

Wall Street Naik Turun Jelang Data Inflasi AS, Apple Kena Pajak 13 Miliar Euro!

Saham teknologi memang tengah mengalami tren positif, membantu pemulihan pasar yang lebih luas. Namun, Apple (NASDAQ:AAPL) justru ditutup di bawah garis datar setelah Pengadilan Eropa memutuskan bahwa Apple harus membayar kembali 13 miliar euro dalam bentuk pajak terutang.

Putusan ini membatalkan keputusan sebelumnya yang menguntungkan perusahaan. Berita ini muncul sehari setelah Apple meluncurkan iPhone 16 pada hari Senin, yang akan mulai dijual pada tanggal 20 September dengan pra-pemesanan tersedia pada hari Jumat ini. Peluncuran iPhone baru ini diharapkan dapat membantu menghidupkan kembali penjualan perangkat yang sedang lesu.

Analis mengatakan iPhone baru dan fitur AI sebagian besar memenuhi ekspektasi yang ditetapkan oleh pengungkapan Apple sebelumnya tentang rencananya untuk mendorong AI, yang disebut "Apple Intelligence."

Di sisi lain, saham energi turun 2 persen, memimpin penurunan pasar yang lebih luas. Hal ini disebabkan oleh penurunan harga minyak lebih dari 4 persen di tengah meningkatnya kekhawatiran kelebihan pasokan karena prospek permintaan yang suram.

OPEC mengatakan sekarang memperkirakan permintaan akan meningkat sekitar 2 juta barel per hari tahun ini, turun dari proyeksi sebelumnya sebesar 2,1 juta pada bulan Agustus. Ini adalah bulan kedua berturut-turut bahwa grup produsen tersebut telah melakukan penyesuaian ke bawah terhadap perkiraan tersebut.

Selain fundamental yang melemah, cuaca buruk juga membebani sektor energi. Sejumlah perusahaan minyak, termasuk Exxon Mobil (NYSE:XOM), Shell (LON:SHEL) dan Chevron (NYSE:CVX), mengatakan bahwa mereka akan menghentikan produksi dan aktivitas penyulingan di Teluk Meksiko karena Badai Tropis Francine.

Badai tersebut diperkirakan akan menguat dalam beberapa hari mendatang, menurut Pusat Badai Nasional.

Also Read

Tags

Topreneur