Pernikahan merupakan momen sakral yang diimpikan banyak pasangan. Namun, di tengah tuntutan ekonomi modern, banyak pasangan muda yang memilih untuk merayakannya dengan sederhana, bahkan menikah di Kantor Urusan Agama (KUA).
Zevana Arga Ane Angesti dan Advent Putra adalah salah satu contohnya. Mereka memilih menikah di KUA Mulyorejo, Surabaya pada 28 November 2024. Keputusan ini didorong oleh keinginan untuk membangun masa depan finansial yang lebih stabil.
Bagi Zeva, pengalaman menikah di KUA terasa khidmat dan intim. Suasana yang sederhana namun penuh makna menjadi daya tarik utama. Hal ini berbeda dengan resepsi pernikahan besar yang mungkin lebih ramai, namun kurang personal.
Alasan utama memilih menikah di KUA adalah perencanaan keuangan pasca pernikahan. Dana yang seharusnya digunakan untuk pesta pernikahan mewah, dialokasikan untuk kebutuhan yang lebih penting, seperti membeli mobil, menyewa apartemen, atau menabung untuk membeli rumah.
“Uangnya kami alokasikan untuk dana setelah menikah, bisa untuk beli mobil, sewa apartemen, atau nabung untuk beli rumah,” jelas Zeva. Prioritas mereka adalah membangun fondasi keuangan yang kuat untuk kehidupan berumah tangga.
Menimbang Biaya Pernikahan
Awalnya, Zeva dan Advent memang sempat mempertimbangkan resepsi besar. Namun, setelah menghitung biaya yang dibutuhkan, mereka menyadari bahwa pesta pernikahan besar membutuhkan pengeluaran yang sangat besar dan dapat membebani keuangan mereka.
Mereka akhirnya memutuskan untuk menggelar acara yang lebih sederhana, namun tetap bermakna. Acara makan siang bersama keluarga dan pesta kecil bersama sahabat dekat menjadi pilihan yang lebih bijak.
“Sebenarnya awalnya ingin resepsi besar, tapi enggak mau yang terlalu memaksakan. Jadi kami hanya makan siang keluarga dan after party untuk kumpul dengan sahabat,” ungkap Zeva. Keputusan ini mencerminkan kedewasaan mereka dalam mengatur keuangan.
Dukungan Keluarga dan Prioritas Keuangan
Keputusan Zeva dan Advent mendapat dukungan penuh dari keluarga. Keluarga memahami prioritas mereka dalam membangun kehidupan finansial yang kokoh. Mereka lebih menghargai kestabilan ekonomi jangka panjang daripada pesta pernikahan yang meriah namun membebani.
Keluarga juga memberikan nasihat agar tidak memaksakan diri mengadakan resepsi besar hingga berutang. Hal ini menunjukkan dukungan dan pengertian keluarga terhadap pilihan hidup Zeva dan Advent.
“Keluarga paham dan mendukung untuk menyimpan uangnya untuk tabungan masa depan daripada memaksakan apalagi sampai berutang demi resepsi besar-besaran,” pungkas Zeva. Kisah ini menjadi inspirasi bagi pasangan muda lainnya yang ingin merencanakan pernikahan dengan bijak.
Tren Pernikahan Sederhana di Kalangan Milenial
Tren pernikahan sederhana dan minimalis semakin populer di kalangan milenial. Banyak pasangan muda yang lebih memilih untuk memprioritaskan investasi jangka panjang daripada menghabiskan biaya besar untuk pesta pernikahan.
Hal ini menunjukkan pergeseran paradigma dalam memandang pernikahan. Pernikahan bukan hanya sekadar pesta meriah, tetapi juga merupakan langkah awal membangun kehidupan berkeluarga yang stabil dan berkelanjutan.
Dengan memilih menikah di KUA, pasangan muda dapat menghemat biaya dan mengalokasikan dana tersebut untuk hal-hal yang lebih penting dalam membangun masa depan bersama. Ini menjadi bukti bahwa kebahagiaan pernikahan tidak selalu diukur dari besarnya pesta yang digelar.
Tips Mengatur Keuangan Pernikahan Sederhana:
Pernikahan Zevana dan Advent menjadi contoh nyata bahwa pernikahan sederhana dan penuh makna tetap bisa diwujudkan. Mereka membuktikan bahwa kebahagiaan tidak harus dibeli dengan harga mahal, tetapi dibangun dengan perencanaan dan prioritas yang tepat.