China kembali menunjukkan kemajuan signifikan dalam teknologi kuantum dengan memperkenalkan Zuchongzhi-3, sebuah prosesor kuantum prototipe yang diklaim 1 kuadriliun kali lebih cepat dari superkomputer terkuat saat ini, El Capitan. Penelitian ini dilakukan oleh para ilmuwan di University of Science and Technology of China (USTC) dan diumumkan pada 17 Maret 2025. Kehadiran Zuchongzhi-3 semakin memanaskan persaingan global dalam bidang komputasi kuantum.
Kecepatan luar biasa Zuchongzhi-3 memicu diskusi mengenai percepatan singularitas komputasi kuantum, yaitu titik di mana perkembangan teknologi menjadi tak terkendali dan berdampak besar pada peradaban manusia. Meskipun beberapa ahli memperkirakan singularitas ini masih beberapa dekade lagi, potensi Zuchongzhi-3 tak dapat diabaikan.
Zuchongzhi-3 menggunakan 105 qubit transmon, peningkatan signifikan dari 66 qubit pada pendahulunya, Zuchongzhi-2. Jumlah qubit yang lebih banyak memungkinkan komputasi kuantum yang lebih kompleks dan powerful. Qubit-qubit ini disusun dalam grid 15×7, memungkinkan interaksi yang rumit antar qubit—kunci utama dalam komputasi kuantum.
Keunggulan Zuchongzhi-3 juga terletak pada fidelitas operasionalnya yang mencapai 99,90 persen untuk single qubit gates, serta waktu koherensi mencapai 72 mikrodetik. Fidelitas yang tinggi dan waktu koherensi yang panjang memungkinkan operasi kuantum yang lebih kompleks dan akurat sebelum dekoherensi terjadi. Ini memungkinkan penelitian lebih lanjut mengenai pengambilan sampel sirkuit secara acak, menggunakan 83 qubit dengan 32 siklus.
Pengambilan sampel sirkuit acak merupakan alat uji penting dalam komputasi kuantum. Kemampuan untuk menghasilkan distribusi hasil yang benar-benar acak dalam waktu singkat menjadi indikator kemampuan komputer kuantum yang sangat sulit ditiru oleh komputer klasik. Zuchongzhi-3 menunjukkan kemajuan signifikan dalam hal ini.
Zuchongzhi-3 menghadirkan tantangan baru bagi pemain utama lainnya di bidang komputasi kuantum, seperti Google dan Microsoft. Google sebelumnya telah mendeklarasikan “quantum supremacy” pada tahun 2019 dengan prosesor Sycamore. Namun, Zuchongzhi-3 menunjukkan bahwa persaingan teknologi kuantum semakin ketat dan inovasi terus berlanjut dengan kecepatan yang menakjubkan.
Perbandingan dengan Kompetitor
Meskipun detail teknis dari prosesor kuantum Google dan Microsoft tidak secara eksplisit dibandingkan langsung dalam pengumuman Zuchongzhi-3, kita dapat membandingkan beberapa aspek penting. Perlu diingat bahwa perbandingan ini bergantung pada informasi yang tersedia untuk umum dan klaim dari masing-masing perusahaan. Perbandingan yang lebih tepat memerlukan akses ke data uji yang lebih rinci dan independen.
Google’s Sycamore dan Microsoft’s Majorana chip, keduanya telah menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam komputasi kuantum, dengan fokus pada arsitektur dan pendekatan yang berbeda. Sycamore, misalnya, dikenal karena kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas tertentu lebih cepat daripada superkomputer klasik. Sementara itu, chip Majorana dari Microsoft menekankan pada pendekatan yang berbeda untuk membangun qubit yang lebih stabil.
Zuchongzhi-3 tampaknya menonjol dalam hal kecepatan komputasi, seperti yang diklaim oleh USTC. Namun, kriteria seperti fidelitas, waktu koherensi, dan skalabilitas juga sama pentingnya dalam menilai keunggulan sebuah prosesor kuantum. Evaluasi yang menyeluruh membutuhkan perbandingan yang lebih mendalam dari semua parameter ini.
Implikasi dan Tantangan Ke Depan
Kemajuan pesat dalam komputasi kuantum, seperti yang ditunjukkan oleh Zuchongzhi-3, membuka berbagai peluang dan tantangan. Di satu sisi, teknologi ini berpotensi merevolusi berbagai bidang, termasuk kedokteran, material sains, dan kecerdasan buatan. Di sisi lain, tantangan signifikan tetap ada, termasuk meningkatkan skalabilitas, memperbaiki fidelitas, dan mengatasi masalah dekoherensi.
Selain itu, implikasi etis dan keamanan juga perlu dipertimbangkan. Kemampuan komputasi kuantum yang luar biasa juga dapat digunakan untuk memecahkan kode kriptografi yang saat ini dianggap aman, sehingga memerlukan pengembangan mekanisme keamanan baru yang tahan terhadap serangan kuantum.
Penelitian dan pengembangan di bidang komputasi kuantum terus berlanjut dengan cepat. Persaingan global antara China, Amerika Serikat, dan negara-negara lain akan terus membentuk lanskap teknologi ini dalam beberapa tahun mendatang. Zuchongzhi-3 merupakan sebuah tonggak penting, tetapi bukan merupakan akhir dari perjalanan menuju komputasi kuantum yang sepenuhnya fungsional dan praktis.